Sesal Seorang Pelajar - ceritagadiskecil.com : Lifestyle Travel Blogger Medan

Senin, 08 Agustus 2016

Sesal Seorang Pelajar

          Sudah berapa jalan yang kutelusuri. Namun, tak ada satupun yang mampu mengukir senyum di bibirku ini. Setiap gedung kumasuki sembari membawa berkas yang berhasil kuraih selama dua belas tahun. Tiga lembar kertas tanda kelulusan.

        Kaki yang kokoh ciptaan-Nya terasa lelah untuk terus melangkah. Sudah berapa kilometer jalan yang kutempuh. Semuanya sia-sia.

        "Maaf di sini tidak menerima lowongan,"
          Atau "Anda tidak bisa keterima kerja di perusahaan karena anda tidak memiliki skill dan nilai anda yang pas-pasan,"

          Aku terhenyuk, terbayang akan semua kalimat yang terlontar di kala dulu. Kebisingan sepeda motor dan kendaraan roda empat membuatku sesak dengan kenyataan ini. Aku menyesal. Semua benar kata mereka yang sering kali kuabaikan. Semua terjadi kata mereka yang lelah mendidikku.

           "Potong kuping saya jika kalian sukses kalau cara belajar dan sikap kalian seperti ini. Orang yang tekun saja belum tentu bisa mendapatkan kesuksesan. Apalagi kalian? Yang amburadul seperti ini!"
           Aku menganggap remeh kalimat itu. Saat masih duduk dibangku SMK. Guru yang mendidikku sangat lelah. Entah sudah berapa jenis hukuman yang mereka beri. Tapi aku tidak pernah jerah.

           Aku menyesal. Sangat menyesal tidak pernah mendengarkan kata mereka bahkan aku ngedumel di hati saat mereka menasehatiku. Aku menganggapnya hanya sebatas omong kosong dan meremehkan perkataan itu.

              Tapi saat ini. Di bawah terik mata hari, sengatan panasnya dan kebisingan yang mendengung di telinga. Debu yang menusuk hidung, membuatku tersadar. Mereka seperti itu karena sayang terhadapku. Ingin membuatku sukses dengan mudah. Dan mampu menghadapi kerasnya persaingan kerja di lokal maupun nasional.

               Jika waktu bisa terulang. Aku tak ingin menyia-nyiakan bangku sekolah. Aku ingin belajar sungguh-sungguh dan memiliki satu bidang yang dapat aku  kusain. Tapi sayang. Penyesalan hanyalah penyesalan. Dan mengaduh tak bisa aku mengaduh karena memang ini pilihanku sejak dulu.

                 Menjadi orang yang tak berguna. Karena ego dan rasa malas yang kupunya dikala bangku sekolah. Dan sekarang aku harus menerima hidup dengan kesulitan.
                
Medan, 8 Agustus 2016.

#Ceritagadiskecil

Tidak ada komentar:

@itsvennyy