Bahaya Panggil Mami-Papi Saat Pacaran! - ceritagadiskecil.com : Lifestyle Travel Blogger Medan

Selasa, 06 September 2016

Bahaya Panggil Mami-Papi Saat Pacaran!

Ilustrasi dari google

Ceritagadiskecil.com |

 "Mi.... Udah makan beloem nich?"
"Beloem nich pi,"
Atau
"Bunda lagie apa nich? Ayah kangen!"
"Lagi esemes aja nih zma ayah. Bunda juga kangen bangetz nich,"
     Percakapan seperti itu mungkin sudah sering kebaca di kotak pesan teman dan  sahabat. Atau bahkan di kotak pesan kamu? Ya, udah gak heran lagi. Di zaman sekarang pacaran itu udah hal biasa. Panggilnya bukan sekedar "yank" atau "beb" lagi. Tapi sudah selayaknya orang dewasa manggil dengan sebutan "Mimi" dan "Pipi".
    Mungkin alasan terkuat adalah biar mesrah atau terdengar so sweet. Tapi... tau gak sih? Kalau manggil pacar dengan panggilan itu terus-terusan akan membuat dosamu terus mengalir?
     Tidak percaya? Sama!

Awalnya juga saya tertawa mendengarnya. Tapi setelah mengkajinya lebih dalam dan membaca beberapa refrensi. Akhirnya, saya paham!
       Islam tidak membenarkan adanya sebutan "Mami" dan "Papi" atau "Bunda" dan "Ayah" kepada pasangan masing-masing. Hal ini bukan berlaku untuk yang berpacaran saja. Tetapi berlaku juga dengan pasangan yang sudah sah nikah. Waduh? Kenapa bisa gitu ya?
        Begini penjelasan singkatnya!
Hal ini dapat disebut Zhihar. Apakah itu Zhihar? Zhihar berarti menyamakan istrinya dengan ibu kandungnya. Oleh karena itu haram hukumnya jika suami telah menzhihar istrinya.
     Bahwa zhihar adalah penyerupaan Istri dengan ibu. Dalam ayat serta hadist zhihar di identikkan dengan punggung, maksud dari ungkapan tersebut adalah seluruh hal yang bisa menyerupai ibu. Karena kalimat Zhihar (punggung) adalah ungkapan sebagaian yang dimaksudkan untuk seluruhnya.
   Dari sini bisa disimpulkan bahwa memanggil istri dengan panggilan ibu, umi, mami, mamah, dan sejenisnya adalah haram. Mengapa? karena sudah masuk dalam kategori zhihar. Hal ini bisa di fahami dalam sebuah hadits bahwa ada seorang suami yang memanggil isterinya,
"Wahai ukhti!". Mendengar hal tersebut Nabi Muhammad bertanya kepadanya,
"Apakah dia memang saudarimu?".

Nabi membenci hal tersebut dan melarangnya.
(HR Abu Daud no 2210 dan 2211).
    Bukankah Nabi Muhammad tidak pernah memanggil istrinya dengan panggilan Umi- Mama-Bunda-Mimi-Mom? Nabi memanggil istrinya dengan menyebut namanya,  "Ya A'isyah!" "Ya Humairo".
     Terlebih untuk yang berpacaran! Islam melarang untuk berpacaran plus dengan memanggil sebutan-sebutan seperti itu. Kalau bisa ta'aruf kenapa harus pacaran? Gak capek pacaran di phpin terus? Disakitin terus? Mending ta'aruf dosa kagak bahagia iya.\

#Ceritagadiskecil

Tidak ada komentar:

@itsvennyy