Lifestyle Blogger Medam - Punahnya Musik Tradisional - ceritagadiskecil.com : Lifestyle Travel Blogger Medan

Minggu, 26 Februari 2017

Lifestyle Blogger Medam - Punahnya Musik Tradisional

Ilustrasi gambar dari google
Lifestyle Blogger Medan - Ceritagadiskecil.comMusik adalah warna kehidupan. Mungkin itu yang dapat mengawali tulisan ini. Musik sudah ada sejak kehadiran manusia zaman modern, yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Manusia sangat mencintai music dalam kehidupan mereka. Tidak ada rumah yang tidak pernah menghidupkan musik. Mulai di daerah kotas ampai perdesaan sudah mengenal musik.
      
Musik juga beragam jenisnya. Seiring berkembangnya kehidupan, maka komposisi music juga semangkin bekermbang. Ada musik tradisional, pop, hiphop, jazz, keroncong dan masih banyak lagi. Semua jenis music tersebut memiliki komposisinya masing-masing. Lalu bagaimanakah perkembangan music tradisional di zaman modern ini?
            
Perubahan setiap waktunya membuat musik tradisional secara perlahan dilupakan. Hal ini terlihat pada remaja sekarang, yang lebih bangga belajar musik modern dan menggunakan alat-alat musik modern seperti gitar, piano, atau drum. Lalu kemanakah musik tradisonal? Jangankan alunannya, alat musiknya saja jarang sekali kita lihat digengam oleh anak-anak muda yang hobi dengan musik.
      
Kenapa hal ini bisa terjadi? Remaja saat ini,  menganggap musik tradisional adalah hal yang kuno, musik yang ketinggalan zaman dan sepatutnya dilupakan. Namun, pemikiran para remaja saat inilah yang perlu kita benahi. Tanpa adanya musik tradisional, maka tidak ada musik modern. Tidak adanya alat musik tradisional, maka tidak terciptalah alat musik modern.
         
“Menurut saya, sekarang ini perkembangan music tradisional dikalangan remaja sangat minim ya. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya karena music tradisional ini sangat monoton bagi sebagaian orang. Terus untuk alat musiknya sendiri kan mahal. Jadi hal ini yang buat minimnya perkembangan musik tradisional.” Keluh Sri Wahyuni Pohan seorang guru di SDIT-SYARIF AR RASYID.
         
Keluh Sri Wahyuni diperkuat oleh seorang remaja yang juga hobi di bidang musik, “Sangat buruk perkembangannya. Karena remaja kayak aku ini udah acuh tak acuh sama musik lama yang terkesan kuno,” ungkap Muhammad Solihin.
            
Dalam hal ini, gerakan inovasi dan pembelajaran akan music dan sejarah music tradisional harus lebih ekstra lagi. Dengan adanya gerakan pembelajaran musik tradisional yang lebih di sekolah-sekolah, kampus, atau tempat belajar lainnya. Maka, musik tradisional yang kini mulai dilupakan akan berkembang dan berinovasi sesuai dengan berkembangnya zaman.
          
Sesungguhnya, tugas remaja adalah memikirkan bagaimanas esuatu yang sudah dianggap kuno dan akan ditinggalkan menjadi sesuatu yang modern dan berkembang sesuai zaman tanpa harus menghilangkan keasliannya. Musik tradisional tidak akan punah, apabila generasi muda mau mengembangkannya menjadi sesuatu yang mahal.
          
Namun, nyatanya. Hanya segelintir remaja saja yang mau dan perduli akan nasib music tradisional tanah airnya. “Ya, musik tradisional di sini udah sangat jarang diperdengarkan. Apalagi yang memperdengarkannya anak muda. Contohnya saja seperti saya ini, di kampus cumin saya yang bisa main alat music gambus. Dan gak jarang pula orang terheran-heran karena musik kami yang aneh. Gabungan dari beberapa alat music daerah,” tutur Arief Nst penggemar alat musik gambus.
            
Tidak hanya itu, beberapa remaja mengakui ketidak sukaan mereka pada music tradisional karena tidak adalagi yang memainkannya, “Kalau dikalangan remaja. Memang sedikit sekali yang suka music tradisional, termasuk aku sendiri sih. Tapi ada beberapa teman di kampus kok yang suka dengan musik tradisional. Rata-rata cowok,” ungkap Megawati mahasiswa USU.
            
Kurangnya kesadaran remaja akan budaya musik tradisional ini, akan mengakibatkan punahnya musik tradisional. Perlu adanya gerakkan dan inovasi baru agar musik tradisional tidak punah dan menjadi sesuatu yang baru. Untuk itu, sangat diperlukan kesadaran generasi muda akan hal ini. 

Serta kreatifitas yang dimiliki remaja untuk mengembangkannya dan menuangkan dalam irama musik kuno menjadi bekerbang hingga menjadi musik yang mahal dan digemari banyak orang, khususnya dikalangan remaja. Jika, musik tradisional mampu menggugah rasa seni remaja saat ini. Maka, kepunahannya akan terselamatkan. Karena remaja adalah tombak Negara.

#Ceritagadiskecil

Tidak ada komentar:

@itsvennyy