Tugu Jogja Tempo Dulu
Ceritagadiskecil.com | Yogyakarta
sering kali disebut-sebut sebagai Kota Pelajar. Hal ini, disebabkan karena pada
zaman dulu. Yogyakarta menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Banyak
pelajar dari penjuru daerah yang berbondong-bondong untuk menuntuk ilmu di kota
ini. Selain itu, Yogyakarta juga memiliki banyak kampus, mahasiswa yang lulus
dengan skill bagus, fasilitas pendidikkan yang berkualitas, serta banyaknya
minat pelajar untuk belajar di sana.
Namun,
tau gak sih kamu? Kalau di tengah kesuksesan Yogyakarta sebagai kota pelajar,
ada mitos unik yang terselubung di dalamnya. Menarik untuk dibahas. Pasalnya,
di Tugu Yogyakarta yang selalu ramai dipadati pengunjung pada malam hari ini
memiliki mitor yang beredar. Kota yang dihuni oleh para pelajar ini, menjadi
khas oleh adanya mitos yang beredar.
Pasalnya,
pelajar di Yogyakarta mengenal mitos. Apabila memeluk dan berfoto di Tugu
Yogyakarta, maka mereka yang tengah menjalani pendidikkan kuliah akan cepat
selesai dan menjalani kuliah dengan lancar. Mito itu yang membuat para pelajar
yang ingin cepat menyelesaikan kuliahnya berbondong-bondong ke Tugu Yogyakarta,
walau sekedar memeluk atau berfoto sambil menikmati keindahan malamnya
Yogyakarta.
Terlepas
dari mitos yang ada. Tugu Yogyakarta memang sangat memukau dan memiliki banyak
cerita. Karena tugu ini sudah berdiri sejak tiga abad yang lalu. Menjadi
simbolis dan ciri khas kota Yogyakarta. Tugu ini juga dianggap sakral oleh
sebagian orang karena letaknya yang berada di tengah-tengah garis imaginer.
Dari
satelit dapat dilihat jika Pantai Parang Kusumo, Keraton Yogyakarta, Tugu, dan
Gunung Merapi berada dalam satu garis lurus. Filosofinya bahwa tugu merupakan
simbol Manunggaling Kawulo Gusti yang berarti bersatunya antara rakyat dengan
penguasa. Merapi dan pantai merupakan titik api dan air. Keraton yang dibangun
ditengah merapi dan pantai merupakan titik keseimbangan antara keduanya.
Keraton merupakan titik keseimbangan vertikal dan horizontal. Keseimbangan
horizontal dilambangkan oleh laut selatan yang menggambarkan hubungan antara
manusia dan manusia. Sedangkan keseimbangan vertikal dilambangkan oleh gunung
merapi yang menggambarkan hubungan manusia dengan sang pencipta.
Nah,
mitos ini menjadi daya tarik pelajar untuk mengunjugi Tugu Yogyakarta. Namun,
percaya atau tidak percaya. Mitos hanyalah sekedar mitos, tidak perlu diyakini
sekali. Karena untuk cepat kuliah dan lancar dalam proses kelulusannya. Kamu
harus berusaha keras, belajar sungguh-sungguh, dan berdoa akan kesejahteraan
kamu dalam menuntut ilmu. Namun, dengan adanya mitos ini, pelajar dapat belajar
sejarah Tugu Yogyakarta yang menawan.
Tidak ada komentar: