Lifestyle Blogger Medan - Belajar dari Rasa Sakit - ceritagadiskecil.com : Lifestyle Travel Blogger Medan

Minggu, 02 Desember 2018

Lifestyle Blogger Medan - Belajar dari Rasa Sakit

Dokumen by ceritagadiskecil.com

Lifestyle Blogger Medan - Gacil
 masih ingat persis bagaiman lelaki itu sepontannya mengeluarkan kata-kata menyakitkan. Entahlah, tak bisa dibayangkan lagi seperti apa keadaan hati saat itu. “Aku gak tau lihat si Gacil ini. Antara polos atau bego,” ucapnya membuat tawa mendadak terhenti. Sumpah, Gacil tak bisa katakan bagaimana perasaan itu. Walaupun lelaki itu bukan orang pertama kali yang menyelipkan luka-luka dalam, di hati Gacil. Terserah, jika di paragraph ini kamu menganggap Gacil lebay atau baperan. Tapi, tolong sejijik apapun kamu baca paragraph ini, hibur Gacil dengan menyelesaikan bacaanmu pada tulisan ini.

                Lanjut, Gacil hanya terdiam saat menerima kalimat dari lelaki, yang seharusnya dapat memproduksi kata-kata lebih etis daripada kata-kata yang hanya berdampak pada luka hati seseorang.  Saat kejadian itu, Gacil masih duduk di bangku SMK. Masih berpikiran seperti layaknya anak-anak yang begitu marah dan terkadang suka meratapi cemoohan orang lain. Tidak bisa dipungkiri, setelah lelaki itu mengatakan hal itu, Gacil terus kepikiran, Apa iya? Orang-orang melihat dan menilaiku sebagai orang bodoh? Apa seburuk itukah aku? Tak bisa Gacil pungkiri, sempat terteskan butiran bening untuk hal yang saat ini Gacil sadari itu tak berguna.

                Tidak hanya sampai di situ, perlakuan orang sekeliling Gacil yang menimbulkan rasa sakit terus saja ada. Lucu dan mirisnya, ketika Gacil hendak pergi untuk mengunjungi tempat Praktek Kerja Lapangan dari sekolah. Saat itu hanya ada tiga teman lelaki yang membawa kereta, dan dua orang guru dengan satu kereta. Gacil akui, Gacil tak bisa mengendarai kereta. Pada saat itu, guru Gacil meminta salah satu dari ketiga teman Gacil yang membawa kereta, untuk membonceng Gacil. Namun, tau gak? Hal menyakitkan yang harus Gacil dapatkan saat itu. Tak ada salah satu pun dari mereka yang mau memboceng Gacil, padahal mereka tidak membonceng siapa-siapa. Ketiganya mengeluarkan banyak alasan. Ban kereta yang kempeslah, baut yang kendor lah, ini dan itulah. Hingga Guru Gacil menggelengkan kepala, mereka nyerah. Akhirnya Gacil bonceng bertiga dengan guru Gacil.

                Hingga saat ini, Gacil terus bertanya-tanya. Kenapa? Apa sehina itukah Gacil? Seburuk rupa itukah? Sampai-sampai mereka berlaku seperti itu? Mengingat dan menuliskannya lagi dalam deretan paragraph ini, membuat mata Gacil kembali berkaca-kaca. Gacil tau, di Antara kamu akan terucap kalau Gacil sungguh lebay. Gacil tak perduli, meski Gacil paham masih banyak orang di luar sana, merasakan sakit yang lebih parah dari Gacil.

                Dalam tulisan ini, Gacil mau bilang, dari rasa sakit, Gacil belajar artinya Bangkit, dari rasa sakit, Gacil paham artinya menghargai. Dari rasa sakit juga, Gacil mampu memproduksi kalimat-kalimat positif. Teman-teman Gacil yang mungkin saat ini ada di posisi dan merasakan sakit. Ayo bangkit, Gacil yakin kamu lebih hebat dari mereka yang sudah menyakitkanmu. Ayo tuangkan amarahmu dalam kalimat positif, biarkan dan buatlah mereka yang pernah menancapkan luka di hatimu, terpekik melihat kehebatanmu yang mampu berkarya dan bangkit.

                Teman-teman, perjalanan delapan belas yang telah Gacil lalui, Gacil sangat bersyukur karena Allah memberikan banyak rasa sakit. Karena rasa sakit, Gacil mampu menulis dua buku yang Insya Allah akan menjadi tiga buku. Karena rasa sakit, Gacil lebih berhati-hati dalam berucap dan bersikap, Gacil tak mau karena lisan atau tingkah ini. Orang mengingat Gacil karena pernah menyakiti. Diam, Bangkit dan Buktikanlah. Merasakan rasa sakit bukanlah hal yang buruk. Jadikan itu anugrah-Nya, anggap rasa sakit itu, bahan bakarmu untuk berjuang menuju apa yang kamu mau. Terimakasih rasa sakit.

#Ceritagadiskecil

17 komentar:

  1. Kadang rasa sakit lebih memotivasi daripada sebuah perhatin, bagus gan kalo ada waktu bisa kunjungi kamu di vhbjn.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Cara terbaik balas dendam adalah membuktikan bahwa kita berhasil bangkit saat mereka menertawakan kita di saat jatuh..
    Mmmmuaaacch

    BalasHapus
  3. Ihh raasa sakitt,, apa ituu,, aq amnesia saking sakitnya ahahah forget it tak semudah balikkan martabak ya dek,, lakukan bnyk hal positive pasti lupa itu

    BalasHapus
  4. Semangat 18 th Gacil 😊. Tetap semangat. Tetap positif

    BalasHapus
  5. Tidak semua rasa sakit bernilai negatif. Kita bisa bangkit dari rasa sakit, belajar, dan pasti akan tegar. Dari rasa sakit akan tercipta semangat untuk bangkit dan lawan orang yang menyakiti tersebut dengan keberhasilan. Semangat

    BalasHapus
  6. setuju nie...jadikan luka tadi menjadi hal yang positif.....

    BalasHapus
  7. Ini ke unggulan pada dirimu. Kek nya aku harus nyakitin terus. Wkwkwk jkd

    BalasHapus
  8. keren.. tak perduli berapa kali merasakan sakit tapi pedulilah berapa kali kita bisa bangkit.

    BalasHapus
  9. ketika sakit, bangkit ,, ketika bahagia, sebarkan kebahagiaan ,,dengan menulis

    BalasHapus
  10. Jangankan Gacil, akak aja msh digituin cuma caranya halus ,namun sakitnya Di sini 😢

    BalasHapus
  11. Mungkin gacil ketemu teman yang sampah, eh salah maksudnya. Manusia milih2 teman banyak dimuka bumi ini, tinggal kita saja yg perlu intropeksi dan improvesasi diri kita. Negative people are suitable with bad character.

    BalasHapus
  12. aku juga waktu muda dulu suka begitu. Merasa diri lebih rendah dari yang lain dikarenakan perlakuan orang-orang sekitar ku terhadap ku. Eh sampai pada waktu aku baca artikel *lupa siapa penulisnya, inti dari artikel tersebut kalau mau stay positive coba fikirkan apa-apa yang menyenangkan hati mu. Penuhi kepala kita dengan ide-ide positif untuk pengembangan diri. Terkadang, perlakuan tidak baik itu bukan terjadi karena memang si pelaku *teman ingin dan menganggap kita rendah. Terkadang memang setan-setan dikepala kita saja yang pintar sekali memasukkan bisikan-bisikan yang dapat membuat kita suuzhon dengan yang lain. Tetapi kalaupun memnag mereka berlaku seperti itu nyata untuk merendahkan dan berfikir kita itu rendah, ya sudahlah. Coba berfikir kalau mungkin itu ujian allah buat mereka, dan mereka tidak lulus akan ujian tersebut. Dari pada sibuk dan menghabiskan waktu untuk memikirkan ujian mereka, dan mengoreksi mereka, mending kita fokus pada pengembangan dan ide brilian yang harus kita realisasiin. Done. heheheh.....

    semangat dapat ponten 100 dari Allah yuk. Bismillah semua akan lebih mudah. Aamiin

    BalasHapus
  13. kalau aku pribadi menyikapi orang orang dengan mulut no bandrol bakal masuk kanan keluar kiri. ngapain dipikirkan toh memang mulutnya no bandrol jadi apa yang dia omongin bakal begitu semua.

    BalasHapus

@itsvennyy