ceritagadiskecil.com : Lifestyle Travel Blogger Medan: Jalan-jalan
Tampilkan postingan dengan label Jalan-jalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jalan-jalan. Tampilkan semua postingan

Senin, 03 Januari 2022

Food Blogger Medan: Resto Kembang Wisata Kuliner Keluarga
20.01 9 Comments
Food Blogger Medan - Jalan-jalan kita kali ini ke Resto Kembang ya sahabat Gacil. Salah satu restoran sekaligus bisa dijadikan tempat wisata keluarga yang ada di sekitaran Deli Serdang Sumatera Utara. Nuansa pedesaannya itu loh bikin gak bisa move on, wahana permainan untuk anak-anak bikin betah ada di sini.

Food Blogger Medan
Resto Kembang

Kenapa Food Blogger Harus Ke Resto Kembang?


Food Blogger Medan
Berpose di spot cantik Resto Kembang

Salah satu alasan kita harus berkunjung ke resto ini adalah nuansanya. Ya, seperti yang gacil sampaikan di paragraf sebelumnya, biasanya resto itu identik dengan ala-ala millenial kekinian ya. Nah, Resto Kembang memiliki konsep berbeda, sepertinya nuansa pedesaan dengan lokal nusantara menjadi daya tarik pengunjung untuk mampir sekadar makan atau merilekskan pikiran di salah satu Pariwisata Sumut ini.
Food Blogger Medan
Tampilan Depan Gedung Resto Kembang

Pertama kali melangkahkan kaki di resto ini, satu kata yang terlintas 'megah dan luas' 'mahal gak ya?'. Walau lokasinya kurang strategis, resto yang berada di atas tanah 1200 hektar ini memang bikin takjub. Suka deh sama desain bangunannya, artistik gitu hampir semua berwarna cokelat kayu.

Dimana sih Resto Kembang?

Food Blogger Medan

Resto ini berada di sekitaran Tanjung Morawa, Deli Serdang tepatnya di Jl. Medan - Pematang Siantar No.329, Amplas, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20148. Jarak tempuh dari kota Medan ke lokasi ini adalah 14 km atau 29 menit lama perjalanan. Waktu ke resto ini, Gacil mengendarai scoopy dan durasi perjalanannya kurang dari 29 menit. Jalanannya juga gak terlalu ramai, jadi bisa ngebut (eh jangan ditiru).

Lokasi lengkapnya, bisa langsung klik maps-nya di sini ya, biar gak nyasar ----> Resto Kembang Tanjung Morawa

Ada Apa Aja Sih di Resto Kembang?
Food Blogger MedanTampilan Outdoor di Resto Kembang Tanjung Morawa

Kalau dilihat sekilas, resto ini ya seperti resto pada umumnya, ada tempat makan, musollah dan sebagainya. Tapi, Tunggu! ternyata kalau sudah masuk ke dalam, resto ini unik dan friendly untuk wisata kuliner keluarga. Yaps, ada taman bermainnya seperti ayunan, perosotan, kuda-kudaan, rekomended buat sahabat gacil yang bawa anak atau keponakan. Bikin happy-nya, lokasi taman bermain ini berada di luar ruangan, jadi berasa outbound gitu. 

Food Blogger Medan
Taman Bermain Anak di Resto Kembang

Food Blogger Medan
Anak-anak sedang bermain Kuda-kudaan di Resto Kembang

Gak hanya berasa outbound, pinggiran taman bermain ini dilengkapi hamparan kolam buatan yang diisi dengan ikan hias loh. Jadi berasa ada dipinggir pantai hihi. Selain disuguhkan sebagai pemandangan, di pinggir kolom kita bisa memberikan makan ikan-ikan, kulineran semberi menyatu dengan alam.

Food Blogger Medan
Pengunjung Memberikan Makan Ikan di Pinggir Kolam

Suara air mancur mini di sisi kolam menambah kesan kalau kita tidak sedang berada di perkotaan tapi lagi pulang kamu di desa-desa gitu. Hanya sayang sekali, tidak disediakan bebek dayung buat seru-seruan. Kemudian, tersedia beberapa ruang prvite yang bisa disewa, ruangan ini bisa digunakan untuk meeting, gethering dan sebagainya. 
Food Blogger Medan
Air Pancur di Resto Kembang Tanjung Morawa

Kalau dari segi fasilitas menurut gacil , top deh.

Menu yang Disajikan  Resto Kembang Apa Saja?

Food Blogger Medan
Daftar Menu di Resto Kembamg

Menu yang disajikan tak kalah lengkapnya dengan fasilitas yang disediakan. Senada dengan konsep restonya yang pedesaan, menu makan dan minum yang ditawarkan  nusantara banget mulai dari bakaran dan goreng seperti ayam, ikan, aji-aji, udang hingga cumi. Ada pula menu seafood kepiting, kerang, udang galah dan sebagainya. Uniknya lagi, diresto yang terbilang mewah ini menyediakan gado-gado, pecal, lalapan, ikan asin, pete, terong goreng, sayur asem hingga cah kangkung. Sahabat gacil bisa memadukan menu utama di atas dengan minumannya seperti es teler, es cendol, es limau, es serai, es longan, es sawinanas hingga jus alpukat. 

Ketika berkunjung di sini, gacil pesan gado-gado, selain harganya yang paling rekomended memang tertarik makan gado-gado sembari memandangi kolam yang dipenuhi ikan. Rileks. Kalau ditanya, gimana citarasanya? Wah, bakal jujur atau gak ni ya hihi. 

Review Juju Citarasa Gado-Gado di Resto Kembang

Food Blogger Medan
Gado-Gado di Resto Kembang

Baiklah, berhubung ini ulasan yang tidak diendors (gak ada hubungannya sih) maka gacil katakan yang sejujurnya. Jadi, setelah mecicipi gado-gadonya, menurut gacil citarasa kurang pas dilidah, sayurannya masih terasa dingin gitu, fresh sih tapi jadi gimana ya memakannya. Kemudian, isian gado-gadonya seperti telur dan tahu itu terlalu sedikit, lebih banyak seyurannya dan kuah kacangnya juga sedikit. Jadi, dengan harga Rp. 24.000 belum termasuk pajak, belum rekomended. Jujur, masih enak gado-gado tetangga gacil hihi.

Food Blogger Medan
Bill Makan di Resto Kembang


Berapa sih Rentang Harga Menu di Resto Kembang?

Di paragraf sebelumnya, gacil udah singgung nih soal harga menu yang gacil pesan. Nah, secara keseluruhan, menurut gacil harga yang ditawarkan cukup mahal ya. Sebanding sih sama panorama dan fasilitas yang disediakan. Khusus, mahasiswa yang ngekos mungkin bisa bawa uang lebih kalau ke sini. Jangan kayak gacil yang bawa uang jajan pas-pasan.

Rentang harga menu utama (makanan):
Termurah: Gurame Rp. 17.500/ons 
Termahal: Ayam Panggang Rp. 80.000/ekor

Rentang harga menu utama (minuman):
Termurah: Es Limau Rp. 18.500
Termahal: Es Teler Rp. 24.000

Gimana Pelayanan dan Kebersihan di Resto Kembang?
Food Blogger Medan
Tampilan Meja di Resto Kembang

Alhamdulillah, suka banget sama pelayanan yang ramah, tidak memandang dari apa yang dipesan pengunjung. Walaupun saat itu gacil hanya pesan semangkuk gado-gado dan dua gelas minuman termurah dari menu. Pelayannya ramah dan gercep, dilayanin sama rata seperti pengunjung yang memesan menu bestseller dengan harga mahal plus dalam jumlah yang banyak. Salut sih, karena di beberapa resto atau caffe, suka sepele gitu pelayannya sama yang mesan jumlah sedikit apalagi menggunakan voucher. Tapi, pelayanan di resto ini sesuai dengan kemewahan restonya.

Jujur, selain suka sama pelayanannya, gacil nyaman dengan tingkat kebersihan Resto Kembang. Di setiap meja, disajikan lilin aroma terapi hingga sendok dan garpu yang direndam ke dalam air hangat. Protokol kesehatannya juga memenuhi standard.

#Ceritgadiskecil


Reading Time:

Rabu, 11 September 2019

Travel Blogger Medan - Berwisata Alam Kekinian di Agrowisata Paloh Naga Hamparan Sawah
02.07 8 Comments

Wisata Terbaru di Sumatera Utara

Travel Blogger Medan - Bicara tentang wisata Sumatera Utara yang terbaru. Gacil alias cerita gadis kecil ingin berbagai pengalaman berwisata di Agrowisata Paloh Naga. Hamparan sawah yang sangat jarang ada di Kota Medan. Di mana sih Agrowisata ini? Berapa harga tiket masuknya ya? Kalau dari kota Medan kira-kira berapa jam? Rutenya seperti apa? Dari pada bertanya-tanya di dalam kepala. Yuk ah, telusuri setiap informasinya di tulisan Gacil kali ini.

Bagaimana Gacil Bisa Menemukan Paloh Naga?

Mungkin sebagian besar masyarakat Sumatera Utara, atau yang tinggal di kota Medan. Sudah tau bahkan berkunjung ke wisata ini. Ya, berdasarkan refrensi dari artikel serupa, agrowisata ini sudah ada sejak tahun 2018. Masih baru banget deh.

Ngeksis di tengah hamparan sawah sembari Riset

Gacil beruntung bisa menemukan wisata kekinian yang bernuansa alam. Awalnya, Gacil hanya ingin mencari persawahan yang di kota Medan, dijadikan sebagai lokasi syuting film pendek, yang akan digarap oleh Gacil dan teman-teman Askara Kreatif.

Eh, yang muncul di pencarian google adalah wisata sawah ini. Bernama Agrowisata Paloh Naga, sudah banyak refrensi foto keren yang beredar dipencarian. Memancing keinginan Gacil berkunjung di sana.

Di mana Agro Wisata Paloh Naga ini Berada?


Berlari mengejar asah haha

Lokasi wisata ini lumayan jauh dari kota Medan. Letaknya, di Jalan P.Naga, Denai Lama, Kabupaten Deli Serdang. Letaknya cukup terpelosok. Tapi, kamu masih bisa sampai loh menggunakan Google Maps.

Berapa Estimasi Waktu Tempuh?

Menggunakan sepeda motor, teman-teman akan menghabiskan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit dari kota Medan. Lumayan pegal-pegal juga badan dan bokong berlama-lama di perjalanan. Namun, waktu tersebut tidak seberapa dengan pemandangan asri agrowisata-nya.

Rute Perjalanan

Gacil dan Tim Riset dari Askara Kreatif tidak pernah ke wisata ini sebelumnya. Alhasil, mengandalkan google Maps dan bertanya pada orang lain.

Petani memanen Padi di Desa pantai labu

Rute dari kota Medan yang kamu lalui, versi Google Maps dan pengalaman Cerita Gadis Kecil. Dengan bersepeda motor, kami akan melalui daerah Batang Kuis, Tanjung Morawa, saat sampai di dekat tol ke arah Kuala Namu, ada jalan kecil yang bisa kamu lalui, terus menembus Lubuk Pakam, setelah itu akan memasuki pedesaan yang banyak hamparan sawah nan indah.

Pemandangan di pinggir sawah Desa Pantai Labu

Salah satu desa yang dilewati adalah desa di Jalan Pantai Labu. Gacil dan Tim Riset berhenti sejenak di tengah perjalanan, menikmati pemandangan hamparan sawah. Saat itu, ada beberapa petani yang sedang memanen. Tidak lupa pula bertanya pada mereka mengenai jalan yang harus kami lewati berikutnya. Mereka sangat ramah, mengarahkan jalan. 

Kalau kamu tersesat bisa langsung berhenti, jangan malu bertanya nanti nyasar di Jalan. Eh, kalau ada google Maps gak nyasar deh. Eh, nyasar juga deh, simak tulisan sampai habis bagaimana pusingnya berkelana dengan Google Maps.

Harga Tiket


Nuansa di Agrowisata Paloh Naga

Ini selalu menjadi pertanyaan setiap calon pengunjung. Di mana pun lokasi wisatanya, tidak jadi masalah, pertimbangan terbesar adalah tiket masuknya berapa? Yups, berdasarkan pengalaman Gacil kemarin. 

Harga Tiket masuknya itu, Luar biasa.... Luar biasa murah. Hanya Rp.5.000/kereta. Tanpa ada tiket nyata gitu ya, jadi hanya kasih Rp. 5.000 udah bisa masuk. Kalau teman-teman mau irit, bisa tuh satu kereta bawa tiga orang haha. Hanya saja was-was ditilang polisi ya.

Jam Berapa Wisata Ini Buka?


Memotret Nuansa Paloh Naga yang asik

Mulai dari jam 07:00 - 18:00 wib Agrowisata ini dibuka. Mau datang hari apa? Silahkan saja, para warga di sana ramah-tamah loh. Mana tau ada yang mau ikutan riset atau kepo dengan keberadaannya, warga di sana bisa diajak ngobrol santai dan gak galak.

Pengalaman Memusingkan Saat Berpetualang dengan Google Maps!

Tanpa Google Maps kami tidak akan sampai ke Agrowisata Paloh Naga. Lokasinya itu loh, muter-muter buat kepala puyeng. Apalagi si google Maps yang tidak update. Kami sering diarahkan ke jalan buntu, jalan dilarang dan jalan setapak yang sangat terpencil.

Spot foto sekaligus bersanti depinggiran sawah
Misalnya, kemarin kami diarahkan ke jalan terlarang yang dijaga petugas. Lalu, diarahkan jalan buntu yang ujungnya tembok beton, terus yang masih beruntung, Maps mengarahkan kami kejalan setapak. Kanan kiri jalan adalah hamparan sawah dan banyak burung-burung putih berterbangan. Udaranya gila, segerrrrr....

Nyantai di gubuk-gubuk asik deh

Kulinernya Gimana?

Kuliner yang tersedia di sekitaran wisata ini, hanya kuliner biasa saja. Tidak ada kuliner khas daerah Deli Serdang. Kemarin untuk mengisi perut. Gacil dan tim memesan mie goreng dan ifu mie goreng. Minumannya Teh Manis dingin dan Badak khas Kisaran. Totalnya hanya Rp.46.000 porsi kenyang untuk tiga orang. Lumayan hemat dong.

Tertarik ke Agrowisata ini? Yuk Ah ajak-ajak Cerita Garis Kecil. Siaap tau bisa jadi tourgide kamu menunjukan jalan. Haha, biar gak disesatkan oleh Google Maps. Selamat Menjelajahi Teman Wisata.

#ceritagadiskecil
Reading Time:

Senin, 12 Agustus 2019

Travel Blogger Medan - Anak Rumahan Melalak ke Hutan Mangrove
07.53 23 Comments
Wisata Mangrove Percut Sei Tuan

Wisata Hutan Mangrove - Malam itu, Gacil sedang asik membalas pesan dari seorang yang menawarkan job menulis artikel motivasi dan bisnis. Di sela balas membalas berujung bernegosiasi. Masuk sebuah pesan baru yang membuat dahi berkerut. Pasalnya, ini pesan dari seseorang yang sudah lama tak berkabar sejak kejadian lalu. Inti pesannya, beliau mengajak Gacil untuk membuat liputan singkat di Hutan Mangrove Percut Sei Tuan.

Menuju Hutan Mangrove

Membaca pesannya, Gacil terhenyak sejenak. Lalu, mengirimkan beberapa kalimat setuju. Gacil suka sesuatu yang baru, dan Hutan Mangrove sepertinya sudah mengijinkan Gacil menelusuri keberadaanya. Kami sepakat untuk meliput di hari Rabu. Beliau menjemputku, tadinya sang istri yang akan membonceng, tapi karena ada urusan, beliau lah yang menjemput.


Oh iya, yang mengajakku ini adalah seseorang yang umurnya hampir sebaya dengan ayahku. Beliau, telah aku anggap sebagai Abang, dulu juga pernah mengajariku tentang berpuisi. Ya, sekitar dua tahunlah aku mengenalnya. Kami sempat tidak berkomunikasi, karena faktor yang tak dapat kuceritakan. Agak terkejut juga saat mendapat pesan darinya. Gacil tau beliau dan guru SMK Gacil dulu, sedang membangun Hutan Mangrove di Percut Sei Tuan sebagai tempat wisata. Dan liputan ini, akan dibawa ke Jakarta katanya.

Singkat cerita, di hari Rabu Gacil berangkat dari rumah bersama beliau. Sekitar setengah jam sampai lah di dusun sebelas, Palu Getah, desa Tanjung Rejo, kecamatan Percut Sei Tuan, kabupaten Deli Serdang. Ini pertama kalinya Gacil menginjak daerah ini, cukup pelosok dan lumayan terpencil. Di sepanjang jalan disuguhi hamparan sawah yang megah. Luar biasa, mata langsung seger lihat yang hijau-hijau.

Hutan Mangrove Percut Sei Tuan ini, rencananya akan dikelola menjadi wisata Bumi Mangrove yang di dalamnya, ada wisata mangrove, pemancingan alam, burung migran dan agro wisata. Pengelolanya pun masyarakat sekitar, terbentuk dalam Kelompok Hutan Tani Bakhti Nyata. Beranggotakan bapak-bapak kreatif yang ikut merawat hutan Mangrove ini.

Liputan Dimulai

Luas hutannya pun bukan main, kurang lebih 120 Hektar. Bayangkan, gimana mengelilingi dan menelusuri hutan ini. Sekitar jam 10 pagi, Gacil memulai liputan. Kalau biasanya Gacil yang jadi reporter, kali ini istri beliau yang menjadi reporternya. Baiklah, Gacil sebagai videografer ecek-ecek ini akan memulai liputan. Pertama memasuki hutan, anak rumahan kek Gacil gini agak takut ya. Takut ada binatang buas dan lain sebagainya, haha. Tapi, Gacil pura-pura cuek aja biar gak diketawain.

Sensasi jembatan hutan mangrove

Subhanallah ciptaan Allah, luar biasa! Berbagai jenis tanaman hidup di hutan ini, yang Gacil tau ada tanaman Berembang, Siapi-api, Tembakau dan banyak lagi jenisnya. Jalan yang dilalui pun masih asik. Namun, ketika sampai di penyebrangan ke daerah hutan lainnya. Gacil dihadapkan dengan titi sederhana, terdiri dari tiga susunan bambu yang diikat. Mau tidak mau, merekam dan berjalan di atas bambu itu. Kalau teman Gacil ada di momen itu, pasti akan terkekeh karena hampir saja tubuh kecil ini meleng dari titi.

Melihat Proses Racikan Makanan Khas Hutan Mangrove

Proses pengambilan gambar berjalan cukup baik. Mengasikkan, jadi tau apa itu mangrove. Tak hanya meneluhsuri hutannya, dalam liputan ini, juga mengambil gambar tentang proses pembuatan makan-makan khas yang diolah oleh masyarakat dari hutan Mangrove. Gila, ini kreatif banget sih. 

Proses pembelahan buah Nipah
Gacil baru tau kalau ada yang namanya buah Nipah. Sebangsa kolang kaling, tapi rasanya seperti kelapa, eh gak juga sih. Tau ah, pokonya baru ini Gacil rasa. Buah Nipah ini, bagus untuk perempuan dan mencegah kanker katanya. Nah, buahnya mau dibuat menjadi sirup Nipah. 

Selai Berembang

Sirup Berembang

Tidak hanya buah Nipah, ada juga buah Berembang. Nantinya, buah ini akan dijadikan selai dan dodol. Buah Berembang sendiri, rasanya asem-asem gitu. Seperti dondong atau mangga muda lah. Pengolahannya pun sederhana, mulai dari pengupasan buah, dirajang, lalu diblender kemudian disaring. Air patinya untuk sirup dan ampasnya untuk selesai atau dodol. Buah ini multifungsi gak ada yang dibuang kecuali kulitnya.

Peyek Jeruju


Peyek Jeruju

Kemudian ada daun renyah yang dapat dibuat menjadi olahan peyek. Daun apa itu? Gacil pun baru tau daun ini. Ya, ini hasil dari hutan Mangrove. Namanya daun Jeruju, daun yang bisa dibuat menjadi peyek jeruju. Prosesnya pun sederhana, hanya memakan waktu yang lumayan lama. Daun jerujui dibuang dari durinya, lalu direbus dengan abu sekam untuk membuang kadar asin, kemudian dicuci, dirembus lagi sampai tiga kali. Terakhir tinggal digoreng deh. Rasanya renyah dan gurih, lebih enak dari peyek bayam. 

Menikmati Si Puting Beliung


Pusing atau si Pitung Beliung

Sembari nyantai menikmati angin semilir. Udara panas tapi tak terasa panas, pasalnya di ujung hutan ini, terdapat selat malaka. Di sela menunggu prose pembuatan makanan khas Hutan Mangrove ini, Gacil dan bapak-bapak serta ibu-ibu yang ngumpul, mencicipi Pasung atau siput laut. Ada pula yang menyebutkan binatang laut ini, sebagai Puting Beliung. Ahaha, lucu ya namanya.

Si Pasung tadi, digoreng gitu saja sama si ibunya. Terus Gacil cicipi sedikit. Luar biasa, enak banget coy. Rasanya itu, kayak kerang tapi lebih kenyal, manis dan gurih-gurih enyoi. Katanya, satu kilo aja, 12 ribu gitu. Kalau teman Gacil mau, bisa cobain dan jangan lupa ajak Gacil.

Satu persatu gambar yang harus diambil pun selesai direkam. Kemudian, Gacil dan bapak-bapak serta ibu-ibunya lanjut perjalanan ke tempat Membatik Batik Mangrove. Menilik sejenak, proses membatiknya. 


Siapa yang pengen menelusuri hutan Mangrove ini? Biar bareng-bareng kita! Sekianlah cerita anak rumahan yang menelusuri hutan mangrove. Seru, tapi setelahnya badan pegal-pegal juga. Kelihatan kali jarang melalak ke alam. Yoklah kita melalak, haha.

Reading Time:

Sabtu, 27 Juli 2019

Trevel Blogger Medan - Taman Wisata Danau Siombak Wisata Kuliner Alam di Medan
09.24 3 Comments
Jalan-Jalan di Tempat Wisata Medan yuk!

Taman Wisata Danau Siombak

Taman Wisata Danau Siombak

Travel Blogger Medan - Bahagianya bisa ke Taman Wisata Danau Siombak wisata kunier alam di Medan. Bicara soal kota Medan, kalian pasti tau betapa asiknya jalan-jalan di kota Medan. Tidak sekadar kulinernya yang maknyus, tapi tempat wisata medan itu loh yang bikin hati senang. Kali ini, ceritagadiskecil.com berkesempatan berkunjung di salah satu wisata medan, Taman Wisata Danau Siombak. Kira-kira pengalaman seru apa yang bisa didapat dari mengunjungi tempat wisata ini ya? Penasaran, yuk kita jelajahi bareng!

Menikmati udara di pinggir Taman Wisata Danau Siombak


Lokasi Wisata

Teman-teman Gacil tentu masih ada yang belum tau dimana lokasi, wisata yang satu ini. Ya, kalau dibandingkan dengan Danau Toba, Taman Wisata Danau Siombak ini memang tidak terlalu dikenal. Namun, untuk mengenalnya kalian bisa ke main-main ke daerah Medan Marelan. Nah, lokasi pasnya itu di Jl. Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan. Kalian bisa melintasi dari Marelan Pasar Lima, setelah itu di pinggir jalan akan ada gapura dengan tulisan 'Danau Siombak'. Masuk deh ke jalan di dalam Gapura, tidak sampai lima menit kalian akan memasuki tempat wisata. Saat menuju wisatanya, kanan dan kiri akan disajikan deretan tambak ikan, tak jarang juga di ada yang memancing loh.

Bonceng bareng adek yok! Haha


Masuknya Berapa?

Taman Wisata Danau Siombak ini buka tidak hanya hari libur, hari senin hingga minggu tetap buka loh. Lalu, berapa ya masuk ke tempat wisata ini? Setiap hari, harga masuknya per orang Rp. 10.000 dengan fasilitas tiket masuk, teh botol dan gratis parkir. Cukup rekomended nih buat kalian yang ada di sekitaran Medan Marelan, Belawan, Martubung dan lainnya. Ketika lagi bokek tapi ingin menikmati udara segar dengan pemandangan danaunya, mampir aja ke sini ajak teman, keluarga, atau kalau ada pacar. Eh, suami atau istri aja bawa bahaya kalau pacar haha.

Masih menunggu ya menunggu

Ada Apa Aja di Wisatanya?

Selain suasana alam, alir semilir yang mondar mandir, ada juga spot-spot cantik dan tempat nongkrong santai. Di hari Sabtu dan Minggu, di sini juga sering ada live musik yang bisa dinikmati, lalu untuk anak-anak ada lokasi kolam renang di dalamnya, ada juga ayunan untuk bersantai. Kalau saran Gacil, teman-teman ke wisata ini lebih baik di jam-jam sebelas pagi, suasana masih happy banget buat nyantai, kalau sudah sore, pengunjung semakin ramai. Dan kalau siang hari ke sini, jangan takut panas meski terik, cahaya matahari tidak menyengat ditumbuh, entah kenapa mungkin karena di pinggir danau ya. 

Menariknya, di sini ada seperti both yang bisa kamu sewa untuk mengelilingi danaunya. Bisa jadi alternatif kamu dan keluarga untuk menikmati danau sekelilingnya. Kalau sudah lelah berkeliling, ada juga pondok-pondok kecil yang kamu singgahi dengan menyewa beberapa ribu saja. Bisa digunakan sekitar lima sampai delapan orang dewasa. Makan siang juga bisa memesan di kuliner sekitar danau, ada ikan bakar, nasi goreng, es kelapa atau jus jeruk yang segar.

Happy banget akunya

Kenapa Harus Taman Wisata Danau Siombak?

Menurut Gacil kenapa sih? Kalian harus pernah ke tempat wisata ini? Pertama, harga masuknya cukup rekomended untuk yang lagi nunggu gajian. kedua, jika kamu di sekitara Medan Marelan, Martubung atau rumpunan Medan Deli, wisata ini salah satu wisata terdekat di Medan yang gak perlu jauh-jauh kamu datangi. Ketiga, Nuansanya masih asri. Walau belum memiliki banyak wahana yang berbeda, di sini kamu bisa berselfie ria dengan spot cantiknya. Ketiga,  selain menjadi tempat wisata, siapa tau kamu punya rencana menikah dengan si dia dalam dekat ini. Taman wisata danau siombak juga menyediakan jasa lokasi untuk prewedding dan wedding outdoor di halaman terbuka. Tertarik?

Share pengalaman menarik kamu, mengunjungi tempat wisata di Medan yuk!

Reading Time:

@itsvennyy