Lifestyle Blogger Medan -Ceritagadiskecil.com | Setiap
manusia di bumi ini diciptakan Allah berpasang-pasangan, ada yang namanya
jodoh. Ketika sudah beranjak dewasa, biasanya kita sudah menerima hak untuk
mencari jodoh dan hidup bersamanya, dalam ikatan yang sakral di mata hukum
Negara maupun agama.
Kegiatan
mencari berita bersama media ketika melaksanakan kegiatan PKL, membuat saya terinspirasi untuk menyebarkan
informasi berharga ini kepada siapapun, yang saat ini membaca tulisan saya,
termasuk kamu yang ingin melangkah kejenjang pernikahan.
Suatu
ketika saya berkesempatan untuk meliput sebuah kegiatan Parenting Education
atau biasa di sebut kelas asuh di Andan Sari, Medan. Di sana saya berjumpa
dengan sosok yang mengagumkan, Umi Kurnia Mulia. Beliau seseorang yang
memotivator dan penggerak Parenting Education. Umi berbagi ilmu kepada ibu-ibu
yang memiliki kesulitan dalam mengasuh anaknya. Dalam kegiatan itu, umi sedikit
menyindir tentang alasan, ‘kenapa seseorang ingin menikah’, Umi mengatakan
biasanya ada tiga alasan,
kenapa seseorang memutuskan untuk menikah.
Karena tidak tau mau ngapain lagi setelah tamat sekolah, takut kelamaan menikah dan dibilang perawan tua atau bujang lapuk, merasa dirinya sudah siap dan pantas untuk menikah. Ketiga alasan itu biasanya sering terjadi pada seseorang yang hendak menikah. Merasa
sudah pantas dan bisa membina keluarga, baik mereka yang akan menjadi seorang
ibu maupun ayah.
Umi, mengatakan bahwa nyatanya, alasan ketiga itu hanya lah sebuah kesombongan manusia. Mereka yang merasa sudah siap menikah, nyatanya dalam
menghadapi seorang anak masih saja salah dari aturannya. Kesombongan itulah
yang membuat, kenapa sebuah keluarga terus bertengkar, kenapa seorang anak
selalu melawan orang tuanya, dan kenapa seorang anak tumbuh menjadi pribadi
yang nakal.
Umi
bercerita, bahwa orang tua ini egois.
Mereka menginginkan anaknya tumbuh
menjadi anak yang shaleh dan pintar.
Namun, orang tua enggan berusaha mendidik
anaknya dengan cara yang benar.
Biasanya, orang tua menyekolahkan anaknya atau
memasukkannya
ke pesantren tanpa di bekali ilmu dan didikkan dari orang tuanya
sendiri.
Orang tua sering kali memaksa kehendakknya tanpa mempertanyakan
keinginan sang anak.
Ada
satu kejadian pada sebuah keluarga yang berkonsultasi kepada Umi. Sang Ibu
mengeluh kepada Umi karena anaknya kabur dari pesantren dan tidak mau belajar
di pesantren. Akhirnya umi mencoba membantu memecahkan masalah sang ibu. Umi
menanyakan kepada sang anak ibu tersebut,
kenapa ia sampai kabur dari
pesantren?
Awalnya sang anak tidak ingin
bercerita, namun setelah di bujuk Umi. Akhirnya anak itu mau bercerita, dengan
air mata yang tampak tulus. Anak itu bercerita, ia tidak mau tinggal di
pesantren ia hanya mau sekolah SMP biasa saja, karena ia kepikiran ibunya. Ayahnya
yang sering kali berlayar, karena kerjanya di kapal. Membuat sang anak
kepikiran, siapa yang akan menemani ibunya?
Betapa
mengharukannya alasan itu, namun orang tuanya tidak ingin tau dan tidak pernah
mencari tau. Sang ibu hanya bisa mengomel saja.
Banyak
problem atau masalah yang di hadapi seorang ibu ketika sudah menikah. Kenapa
hal itu bisa terjadi? Ya, karena orang tua tidak pernah mendapat pembelajaran
ataupum ilmu bagaimana menjadi orang tua yang baik untuk anak-anaknya. Walau
teori sudah dikuasai, namun dalam prakteknya masih banyak yang gagal menjadi
orang tua.
Tidak
adanya pembekalan ilmu, bagaimana menjadi orang tua yang baik sebelum menikah. Hal ini lah yang membuat banyaknya keluarga yang tidak harmonis, atau lebih
parahnya. Dampak tersebut tampak pada Negara yang kita cintai ini. Seluruh
masalah di Negara ini, mulai dari korupsi hingga kejahatan lainnya adalah
masalah yang berasal dari rumah.
Parenting Education ini sangat penting kita pelajari sebelum menikah untuk bekal saat
kita sudah menikah nanti. Dari Parenting Education kita akan tau bagaimana cara
menghadapi anak dan menjadi orang tua yang baik.
Namun, petanyaannya bagaimana
kita mendapatkan pembelajaran itu? Apakah memakan biaya mahal? Tentu jawabannya
tidak. Kita bisa mendapatkan pembelajaran Parenting education ini melalui buku,
seminar,atau pelatihan parenting yang sering sekali diadakan.
Selama
ini ilmu Parenting Education jarang sekali di ketahui calon-calon orang tua,
memang kelihatannya sepele namun sangat berguna di dalam kehidupan. Terlebih,
tidak ada sekolah Parenting. Dengan adanya pesiapan dan pembekalan seperti itu,
siapapun kamu. Pasti bisa menjadi orang tua yang terbaik untuk sang anak. Jika
sudah ada pembekalan, maka bisa kamu berkata sudah siap untuk menikah. Karena
nyatanya, menjadi orang tua itu tidak mudah. Orang tua adalah masa depan dunia.
Karena ibu adalah madrasah pertama untuk sang anak dan ayah adalah kepala
sekolahnya. Lalu mau jadi apa madrasah tanpa ada ilmu yang memadai? Akankah
yang dididik juga dapat berilmu?
#Ceritagadiskecil