ceritagadiskecil.com : Lifestyle Travel Blogger Medan: YBJI
Tampilkan postingan dengan label YBJI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label YBJI. Tampilkan semua postingan

Kamis, 31 Mei 2018

Lifestyle Blogger Medan - Mengenal Raihanita Madira  Runer Up I Indonesia Youth Icon 2017
05.270 Comments
Raihanita Madira

Anak Medan - Menurutku, hidup adalah perjalanan. Perjalanan dalam berusaha, gagal, bangkit, dan sukses menjadi rangkaian peristiwa yang membuatku merasa hidup. Namun perjalanan selalu memiliki tujuan pemberhentian, yaitu surga. 

Begitulah Raihanita Madira Brillianti Ainul Mardiah Simartha Ardhana memandang kehidupan. Gadis kelahiran Palembang, 11 Februari 2001, anak pertama tiga bersaudara dari pasangan Ningsih Jumiani dan Tata Padang Simartha, saat ini telah menyelesaikan pendidikannya di SMA Al Azhar Medan, jurusan IPA. 

Gadis yang gemar menulis telah menuangkan ide-ide menggelitiknya dalam sebuah situs media online seperti ask.fm. 

“Aku sejak zaman SMP suka nulis di ask.fm, bisa di search ask.fm namanya Raihanita Madira dan akunnya udah terverified alias ada centang birunya. Nah, kalau sekarang aku udah kurang aktif di ask.fm, soalnya jarang banget yang menggunakannya. 

Jadi, sekarang lagi suka nulis berbentuk sajak dalam bahasa indonesia dan inggris yang suka aku kirimkan ke official akun di Line,” tutrur Nita saat menceritakan kegemaran menulisnya.

Selain menulis, ia juga mengimbanginya dengan membaca. Saat ini, ia mulai tertarik mempelajari bahasa isyarat. Nita memuaskan kemauan belajar bahasa isyaratnya secara otodidak, mulai dari menonton video bahasa isyarat di internet.

 “Aku saat ini belum kuliah jadi untuk mengisi waktu luang, terkadang aku nyanyi dengan gerakan bahasa isyarat. Kemarin, saat kegiatan Rembuk Remaja, aku sempat menampilkan sebuah lagu dan bahasa isyarat, memotivasi teman-teman yang lain agar mereka bisa lebih peka dan peduli kepada teman-teman yang memiliki keterbatasan pendengaran di Indonesia ,” ujar Nita ketika menjelaskan kegemarannya saat ini.

Mengawali proses pencapaian prestasi sejak belia. Nita, berangkat dari penghargaannya saat duduk di bangku sekolah dasar, ia sempat menjadi juara ketiga dalam perlombaan Gaming

Nita mengaku, sejak dulu ia sempat tertarik pada dunia gaming edukasi, permainan yang ia gemari adalah Bobby Bola, sebuah game yang mengedukasi menurutnya. Prestasi yang diraihnya terus berlanjut, saat kelas lima sekolah dasar, ia juga sempat menjadi Top 50 Jagoan Cerdas Indonesia di Medan, audisi bakat yang diadakan oleh sebuah televisi swasta MNCTV bersama Clevo dan Koran Anak Berani. 

Tidak hanya itu, akademik yang dicapainya saat sekolah dasar cukup gemilang, ia menjadi lulusan dengan nilai UN terbaik kala itu.

Prestasi yang diraihnya tak terhenti sampai di bangku sekolah dasar, ia terus mencapai bermacam penghargaan, seperti Top 10 TOEFL Test yang diadakan oleh Primagama, menjadi perwakilan sekolah mengikuti lomba pidato bahasa inggris atau English Speech Contest yang meraih peringkat Top 20 se-kota Medan. 

Bersama timnya, ia juga meraih juara ketiga dalam lomba recycle yang diadakan oleh Pertamina. Paling berkesan menurutnya, ketika ia  meraih juara Runner Up I Indonesia Youth Icon 2017 versi YBJI saat kelas tiga SMA. Setelah menyelesaikan pendidikan, ia juga dipercaya menjadi perwakilan komunitas, mengikuti kegiatan Rembuk Remaja Indonesia, chapter Indonesia Bagian Barat yang diadakan di Tangkahan.

Raihanita saat mengikuti ajang Indonesia Youth Icon 2017

Peran serta orang tua membentuk Nita menjadi gadis yang penuh prestasi. Menurutnya, orang tua merupakan sosok penyemangatnya dalam hidup. 

            “Terutama ibuku. Banyak kata - kata motivasi yang aku tulis berasal dari nasihat ibu. Dari ayahku, aku belajar untuk menjadi sosok yang tegas dan punya prinsip. Aku belajar berusaha lebih keras dan memiliki keyakinan untuk berhasil saat diterpa cobaan. 

Aku belajar untuk berusaha memberikan sesuatu secara 'perfect', belajar mengerjakan sesuatu secara rinci dan teliti dari ayah. Sedangkan Ibu, membentukku menjadi orang yang kuat dan tegar. 

Aku menjadi sosok yang sabar dan ikhlas apabila mengalami kegagalan atau kesedihan. Belajar bahwa meninggalkan sesuatu yang kelihatan rusak bukanlah hal yang terbaik untuk dilakukan,” 

Orang tua sangat membantunya dalam menelusuri jalan kehidupan, karena itu Nita selalu melakukan yang terbaik agar tak mengecewakan.
            
Namun, di balik semua prestasi yang telah dicapai. Perjalanan hidup Nita tidak selalu mudah dan mulus, kerap kali ia mengalami jatuh bangun dalam langkah kemenangan.

           
“Wah, aku sangat banyak mengalami jatuh bangun dalam kehidupan. Namun yang paling melekat padaku adalah sewaktu SMP, aku sempat berada dalam lingkungan yang tidak baik. 

Lingkungan itu membentukku menjadi seseorang yang kasar, tidak patuh kepada orangtua, sering mengeluarkan kata - kata kotor yang tidak pantas, bahkan bolos sekolah. 

Lalu suatu kejadian, membuatku tersadar bahwa hal seperti itu tidak baik. Kejadian saat aku jatuh sakit, pada bulan Desember 2014. Aku diopname karena sakit typhoid aatu biasa kita kenal penyakit tifus,” 

Gadis kelahiran Palembang ini tampak menyesali kesalahannya ketika terpengaruh pada pegaulan yang salah.

            Masih banyak mimpi yang harus dicapai, harapan dan keinginan dalam hidup memotivasinya selalu berusaha sebaik mungkin, 

“Impian jangka pendek, saat ini aku sedang berencana membangun bisnis sendiri dari awal. Selain itu, aku juga lagi berusha menggerakkan organisasi supaya lebih aktif. 

Mohon doanya juga, sekarang Aku juga lagi coba apply ikut program jurnalistik atau kepenulisan. Dan, untuk jangka panjangnya, aku ingin menerbitkan sebuah buku, membuat rekaman dan lagu sendiri. Terus, berharapnya bisa pergi ke luar negri karena prestasi,” jelas gadis yang penuh mimpi dan harapan.

            Setiap remaja dapat mengukirkan prestasi, melakukan hal positif dan bermanfaat bagi orang lain. Keadaan remaja yang sangat krisis moral, membuat Nita perihatin. Ia menutup kisahnya dengan menyampaikan secuil pesan kepada remaja-remaja berbakat di luaran sana agar tidak terpengaruh terhadap pergaulan.

            “Jadilah remaja berkepribadian 3A. Abhipraya, Abhinaya dan Abhitah. Punya harapan, semangat dan pemberani. Jangan hanya diam dan memperhatikan kesuksesan orang lain. 

Bergeraklah, maju! ciptakan kesuksesan dengan caramu sendiri. Bahagiakanlah orang-orang di sekitarmu, banggakan negrimu. Buatlah mereka semua bangga. Jadikan keberadaanmu berarti bagi semua orang. Jangan lelah untuk menebarkan senyum dan kebaikan,” tutur Nita saat mengakhiri obrolan singkatnya bersama Gadis Kecil.

Oh iya, btw si Nita ini teman sebarak atau sekamar Gacil waktu mengikuti ajang Indonesia Youth Icon 2017 loh. Bedanya kami, si Nita mendapat Runer Up, Gacil hanya sebagai finalis. 

#CeritaGadisKecil
Reading Time:

@itsvennyy