ceritagadiskecil.com : Lifestyle Travel Blogger Medan: Opini
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 Januari 2019

Lifestyle Blogger Medan - Belajar dari Seorang Wanita yang Membuat Polisi Terdiam
03.27 15 Comments


 Hukum, Politik, Pemerintahan itu sangat menyebalkan untuk dibahas. Jika bicara tentang hukum dan politik. Pasti ujung-ujungnya akan ada perdebatan dan kontroversial. Pilih nomor berapa? Nomor ini aja blabla... Nomor itu aja blabla... Semua orang punya argumen dan opininya masing-masing tentang politik di Negeri ini. Lucunya, sikap saling menghormati atas opini orang lain sangat minim di Negei ini. Ah, sudahlah ya. Toleransi emang sulit ditemui pada zaman ini.

Tulisan Gacil kali ini, bukan ingin membahas politik maupun partai apalagi tentang Capres. Gacil merasa hal ini harus Gacil tulis sebagai reminder kita. Baik;ah. Beberapa waktu lalu, saat Gacil hendak berselancar ke Youtube untuk mencari bahan pelahjaran SBMPTN. Biasalah, pejuang SBMPTN pasti makananya soal mulu. Sejarah, Ekonomi, Sisiologi mulai menyelimuti malam-malam Gacil hahah. Lanjut, di halaman utama youtube. Mata Gacil ketarik, eh tertarik pada satu judul video seperti ini 'Viral. Polisi Terdiam Ditantang Wanita Paham Hukum'. Secara manusiawi, Gacil penasaran dong. Eh, jari ini ngeklik itu video yang berdurasi lebih dari lima menit.

Gacil tonton video tersebut sampai habis. Dimenit awal video, rasa penasaran Gacil semakin kuat. Pasalnya, terjadi sebuah pertengkaran anggun namun tampak memalukan. Di video tersebut, seorang Wanita yang masih terlihat muda, berpakaian syar'i serba pink dengan napasnya yang tesengal-sengal menahan emosi. Melontarkan kalimat yang membuat semua polisi terdiam, kurang lebih seperti ini kalimatnya "Saya butuh! Mana? Mana Amar Keputusannya Mana? Saya anak polisi, Saya taat aturan hukum. Mana? Kalian jangan asal saja!!" Wanita tersebut dengan nada emosi namun tetap tenang, membuat terdiam para gerombolan polisi yang hendak menggusur rumahnya.

Tampak sama sumber by Google

Dari menit pertama hingga akhir. Video yang direkam di Luwuk Sulawesi Tengah, membuat Gacil tersenyum miris. Ditambah kalimat yang terdapat di video membuat Gacil terpekik, 'Memanggil Keadilan di Tanah Kelahiran' . Inti dari video tesebut. Seorang wanita dengan pakaian syar'i-nya dan mengaku sebagai anak polisi, tak takut kepada polisi karena ia merasa benar. Wanita tersebut, masih dengan tenang dan nada suara tinggi terus meminta 'Amar Keputusan' atau perintah keputusan penggusuran atas rumahnya kepada para polisi yang bertugas. Namun, apa? Polisi yang ada di sana hanya diam dan tak menghiraukan  wanita tersebut. Tetapi, wanita tersebut terus miminta dan tidak ada respon dari polisi.

Miris. Gacil tidak tau apa yang terjadi pada negeri ini. Namun dari video berdurasi lima menit lebih. Gacil belajar. Siapapun dan apapun profesi kita. Seharunya, sebagai warga dan rakyat yang tinggal di negara hukum. Kita paham akan hukum. Seperti sang wanita yang terdapat dalam video. Ia tau hukum, ia menyuarakan kebenaran. Seandainya saja ia tidak tau hukum, mungkin ia hanya terdiam melihat rumahnya digusur.

Tidak hanya hal besar bahkan sampai ke hal terkecil. Ada apa dengan negeri kita? Apakah Negeri ini baik-baik saja? Ya, negeri ini tentu baik-baik saja. Hanya orang-orangnya saja yang seharusnya butuh perbaikan.

Teman Gacil. Yuk yang penasaran sama videonya. Tonton langsung. Klik video di bawah ini. Jika sudah selesai nonton. Berikan opini kamu tentang video tersebut ya... Kita sharing sama-sama. Berbagi ilmu dan opini.



#Ceritagadiskecil
Reading Time:

Jumat, 04 Januari 2019

Lifestyle Blogger Medan - Berkarya untuk Popularitas atau Kreativitas?
08.22 14 Comments


Dokumen By Ceritagadiskecil

Menulis sudah menjadi kebiasaan Gacil waktu SD dulu. Nulis apa? Apa aja yang terjadi pada saat itu. Nulis di buku diary harga lima belas ribu. Buku diary warna pink yang Gacil hiasi dengan foto Morgan Oey. Idola Gacil pada waktu itu. Siapa sih yang gak tau kegilaan Gacil pada pria yang sempat menjadi personil boyband kala itu. Guru les bahkan, menjanjikan Gacil tiket konser untuk melihat boyband itu. Jika Gacil bisa mendapat nilai Try Out tertinggi di kala itu. Benar saja, Gacil belajar dan berusaha mendapatkan nilai tertinggi. Demi mendapatkan tiket konser itu. Eh, setelah berhasil dapatkan nilai tertinggi, ternyata Gacil dibohongi, Boyband itu tak ada jadwal konser di kota Gacil. Salut! Guru Gacil cukup cerdik mendidik Gacil kala itu.

Kenangan Buku Diary pada masa SD

Back to topik. Gacil mulai menulis serius ya karena Kak Morgan. Dulu, dari SD sampai SMP ngidolain dia banget. Semua cerpen Gacil pemeran prianya pasti nama Morgan. Menulis menjadi hobi pada saat itu. Nulis puisi dan cerpen. Hingga saat ini, menulis sudah menjadi kebutuhan. Merampungkan Novel ketiga untuk di tahun 2019, doakan ya teman-teman. Berawal dari nulis cerpen yang di share di facebook dan grup, lalu berproses menulis novel cemeeh yang Gacil tulis pada SMP kelas tiga. Lanjut, berproses menulis novel yang lebih baik berjudul Sensei, kemudian menulis di koran, menulis di dinding dan kope’an eh bercanda deng. Gacil gak pernah ngopek loh ya. Nyontek sering haha. Terus menulis, menulis apa saja yang Gacil rasa perlu ditulis. Dulu, awal kali nulis gak punya beban apa-apa. Gak mikiri EYD atau plot alur dan ending semua mengalir begitu saja. Sekarang, belajar dan mulai memahami EYD walau terkadang itu menghambat kejujuran dalam menulis, tapi harus diperbaiki.

Saat ini, mempelajari EYD sedikit demi sedikit. Menulis tetap mengalir, tanpa outline atau kerangka. Seperti tulisan ini, mengalir begitu saja diketik dengan dua jari. Maklum gak pande sepuluh jari, lebih nyaman dua jari, eh sebelas jari deng. Menulis apa yang ingin hati sampaikan. Itu prinsip Gacil dalam menulis apapun itu. Menulis seperti bertutur, menulis apa adanya tanpa membohongi rasa. Semua mengalir begitu saja.

Ecek-eceknya candid

Lalu, tak sekedar menulis. Gacil sempat ngeyoutube di tahun 2017. Vakum di tahun 2018 hingga sekarang karena fasilitas yang terbatas. Menulis dan Ngeyoutube apakah sekadar hobi Gacil? Tentu tidak! Kala itu, menulis dan ngeyoutube dua hal yang sering digembar-gemborkan cara mudah menjadi terkenal karena menulis di blog atau ngeyoutube. Dua kegiatan ini, juga sering dielu-elukan karena dianggap menghasilkan banyak uang. Gacil tergiur untuk mati-matian ngeyoutube biar subscribernya banyak dan diadsesnse terus dapat uang dan terkenal pula.
   
Konten youtube jenis ini dan itu sudah pernah Gacil cobain, kecuali konten tit…. Hahah. Iya, jangan sampe deh. Konten tutorial make up, konten jalan-jalan atau apapun itu sudah Gacil coba. Bagitu juga dengan nulis, Gacil nulis sebagus bagusnya untuk dilombakan, di share sana sini biar dikenal dan dapat banyak uang. Tapi apa? Gacil dapat banyak pembelajaran. Semua ambisi, konten-konten yang Gacil anggap bagus itu, hanya palsu. Gacil niat membuatnya hanya untuk popularitas dan uang. Hingga, Allah tak pernah mengijinkan Gacil mendapatkannya. Gacil lelah buat konten youtube karena uang dan popularitas juga tak Gacil dapat. Begitu juga nulis, karena niatnya uang dan popularitas akhirnya Gacil gak pernah menang.

Namun, setelah niat-niat tak baik itu. Gacil tetap membuat konten yang sesuai Gacil inginkan, tanpa memikirkan adakah yang subscribe, adakah yang ngelike? Kali ini tidak. Gacil membuatnya mengalir begitu saja.

Ternyata, niat memang penentu hasil. 

Gacil senang membuat konten yang sesuai hati Gacil. Eh, Allah membalasnya dengan yang tak pernah Gacil sangka-sangka. kali ini Gacil membuat konten, tak bermaskud mengejar uang dan popularitas. Semata-mata Gacil hanya ingin berbagi saja. Tapi, Allah memberikan Uang dan Popularitas yang sewajarnya.


Berkarya untuk Kreativitas

Misalnya saja, kala itu Gacil pernah membuat konten youtube Wisat T-Garden yang begitu terkenal saat ini. Nah, saat membuat konten itu. Gacil gak pernah membayangkan mendapatkan banyak viewers dan subscribers yang banyak. Saat itu, niatnya hanya untuk kesenangan dan tugas sekolah. Kesenangan karena Gacil hobi jadi reporter-reporter gitu. Eh, Gak taunya konten yang ini buming dan mendapatkan hampir 64ribu viewers. Gacil dikenal beberapa orang di kampung karena konten yang juga tak Gacil sangka-sangka banyak yang suka.

 Konten Gacil T-Garden

Teman-teman, tulisan ini Gacil posting bukan semata-mata ingin bersombong diri. Tidak! Gacil hanya ingin berbagi. Berbagi tentang berkarya untuk kreativitas bukan popularitas. Jika teman-teman Ngeyoutube dan Ngeblog hanya karena Popularitas dan Uang semata, teman-teman tidak salah. Gacil juga tidak munafik. Hanya saja, niatnya kurang benar. Popularitas dan Uang hanyalah nomor sekian. Berkaryalah karena teman-teman suka, karena teman-teman menganggap. Melalui karya teman-teman bisa bermanfaat dan dapat berbagi. Berkaryalah dengan iklas dan jujur tanpa bohong pada diri sendiri.

Apa cerita teman-teman selama ini? Proses apa yang paling dinikmati selama berkarya? Berkarya untuk apakah? Uang? Popularitas? Atau Kreativitas?

#Ceritagadiskecil
Reading Time:

Minggu, 30 Desember 2018

Lifestyle Blogger Medan - Ini Cara Gadis Kecil Menyambut Tahun Baru
22.04 17 Comments


Dokumentasi by ceritagadiskecil

Malam tahun baru mau kemana? Jalan sama siapa? Bakar-bakar yuk. Ah aku di rumah ajalah, sama teman dong. Jalan sama si ayang beb. Duh, kalau sudah mau tahun baru, pertanyaan-pertanyaan mau kemana selalu saja Gacil dengar. Lalu, bagaimana dengan nasib Gacil yang tak punya pacar apalagi teman jalan, sedangkan keluarga saja tak hobi jalan-jalan. Selayaknya remaja, gadis kecil tentunya kepengen toh, jalan-jalan menikmati malam tahun baru dengan bahagia? Yaps, Gacil juga ingin menikmati rasanya Tahun Baru. Tapi sama siapa? Hahah miris sekali memang.

Sedikit curhat, Tahun Lalu, Gacil ngambek sama ayah yang tak mau diajak keluar. Di rumah, hanya ada Gacil, mamak dan Ayah. Sedangkan Adek, jalan-jalan sama temannya. Di status Facebook, di feed Instagram dan di story WA. Teman-teman Gacil pada share momen bahagia, ada yang jalan-jalan bareng pacarnya ke gunung sibayak. Ada juga yang bakar-bakar bareng teman segenknya, terus ada lagi yang ngumpul bareng keluarga. Gacil cuman mantengin ponsel dan nonton TV di rumah. 

Gak asik, ah kenapa gini banget sih? Pikir Gacil pada waktu itu. Di kamar yang minimalis, Gacil mengurung  diri, ngambek sama Ayah yang gak mau diajak keluar. Padahal Gacil cuman mau jalan-jalan melihat dunia malam. Beli bakso bakar aja pun jadilah, Ayah emang susah diajak. Nih ya, kalau Gacil bisa naik kereta, pasti gak perlu minta-minta, ngebujuk biar keluar. Akhirnya, karena kesel Gacil nangis tersedu-sedu di kamar.

“Kenapa nak?” Tanya Ayah. Semakin ditanya kenapa, Gacil semakin sedih. Kenapa ngerasa sepi ya? Meski diajaran agama Gacil tidak ada yang namanya tahun baru, entah kenapa, keluar di malam itu bisa membuat Gacil lebih baik moodnya.

“Malam tahun baru di rumah, adek gak ada. Aku sendiri gak ada saudara.” Ujar Gacil sambil nangis tersedu-sedu. Sebenarnya gak bermaksud untuk membuat suasana sedrama ini. Tapi, sekilas Gacil teringat dan rindu sama nenek Gacil yang biasa panggil Uwek. Uwek yang Gacil sayangi karena ia sayang sekali sama Gacil.

Terjadilah drama nangis tersedu-sedu. Sampai akhirnya, ayah tak tega dan kami bertiga keluar, keliling-keliling saja. Cukuplah menghapus air mata, tapi sudah terlanjur mata bengab karena nangis. Gacil, Ayah dan Mamak beli bakso bakar dan Sate Ati yang dibakar.

Nah, kejadian drama ini terjadi tahun lalu, ketika menyambut tahun 2018. Eh, sekarang udah mau dipenghujung tahun 2018. Apakah Gacil akan berlaku hal yang sama? Tidak, kali ini Gacil udah berpikir lebih dewasa. Menikmati akhir tahun di rumah, fokus memplaning apa yang akan Gacil tuju, apa yang akan menjadi mimpi Gacil yang harus diwujudkan di Tahun 2019. 

Mimpi di Tahun 2017 kembali mendapatkan juara

Paling utama dan yang terdekat adalah dapat lulus SBMPTN dan bisa masuk di Universitas Negeri Sumatera Uatara Jurusan Ilmu Komunikasi. Selain itu, menyelesaikan novel ketiga yang mungkin berjudul ‘Cerita Gadis Keci’, terus pengennya di tahun 2019 sudah ada kamera yang bisa dimanfaatkan buat ngevlog, ngeblog ataupun cari uang tambahan untuk biaya kuliah. Ah, semoga saja Allah berbaik hati, mengabulkan semua mimpi-mimpi Gacil di tahun 2019 . Ya, daripada jalan-jalan dan menghabiskan uang lalu merayakan yang tak seharusnya dirayakan. Gacil putuskan menyambut akhir, dengan menulis mimpi-mimpi di kertas mimpi miliki Gacil.

Mimpi di tahun 2018 menyelesaikan UN dengan baik dan menjadi siswa terbaik

Mimpi kecil yang terwujud, tulisan berupa puisi dan artikel bisa terbit di koran

Dulu, pingin kali bisa makan enak. Salah satunya makan di Mie Ayam Mahmud. Eh, kesampaian makan gratis.
Mendapat piala. Dulu pengen kali punya piala, eh di tahun 2015 dapat piala pertama
sebagai Sutradara terbaik di FFA 2015.

Alhamdulillah, melewati 2017 dan 2018 sudah banyak mimpi-mimpi yang dapat Gacil raih. Ini cara Gacil menyambut Tahun Baru. Simak juga cerita Gacil tentang mendapatkan hal-hal yang Gacil ingin kan secara Gratis, tinggal klik aja link ini Belanja dan Makan Enak Tanpa Uang. Bagaimana cara teman-teman menyambut Tahu Baru? Sharing ke Gacil yuk.


Dream di 2019. Doakan ya teman-teman

#Ceritagadiskecil

Reading Time:

Minggu, 23 Desember 2018

Lifestyle Blogger Medan - Sebuah Cerita di Rumah Sederhana
19.41 6 Comments


By Ceritagadiskecil

Lifestyle Blogger Medan - Di sebuah rumah yang sederhana tinggalah sebuah keluarga yang di dalamnya ada Cinta, Kekayaan, Kecantikkan, dan Kesedihan. Mereka memiliki sifat yang berbeda-beda. Hingga suatu ketika, rumah sederhana itu terbakar. 
 
Cinta terjerat dalam situasi yang sulit. Sang jago merah semakin membara menghanguskan rumah secara perlahan. Masing-masing dari mereka menyelamatkan diri. Pertama kali yang melewati cinta saat  terjerat kayu berapi adalah Kekayaan.. Cinta meminta tolong pada Kekayaan untuk membantu dirinya keluar dari perangkap itu. 

Namun, Kekayaan menolak. Ia berkata
“Maaf Cinta aku tak biasa. Tangan dan tubuhku telah penuh. Aku harus menyelamatkan harta-harta ini terlebih dahulu.”

Cinta bersedih, Lalu sang istri Cinta, si Kecantikkan melewatinya. Cinta tersenyum, Ia yakin Kecantikan akan membantunya.
“Istriku, bantu aku…” ucap Cinta.
Kecantikkan menjawab “Maaf suamiku, Aku tak bisa. Jika aku menolongmu kecantikkanku menghilang,” Cinta semakin bersedih hati,.
     
Api mulai merayap ke tubuhnya. Lewatlah sang Kesedihan, Cinta berharap banyak dengan Kesedihan. Ia berkali-kali memanggil sang Kesedihan tetapi Kesedihan enggan menoleh tampaknya sang Kesedihan tak sadar sangking sedihnya.
        
Cinta sangat putus asa ia berpasrah diri, matanya terpejam pasrah saat api mulai merayap ke tubuhnya. Namun, seseorang datang mengangkat tubuh yang menua itu dari si jago merah. Cinta membuka mata ia sangat terkejut, dirinya telah terselamatkan.
     
 “Kesetiaan? kau yang menyelamatkan aku nak? Bukankah kau telah menjauh dari kehidupanku dan pergi meninggalkan rumah ini?” Ujar Cinta tak percaya.
     
 “Aku bukan pergi dan menjauh ayah. Tapi aku selalu berada di samping ayah walau jarak memisahkan.” Ujar Kesetiaan dan memeluk Cinta.

Teman-teman, apa yang bisa kamu ambil dari Cerita di Sebuah Rumah Sederhana ini?

#Ceritagadiskecil
Reading Time:

Minggu, 02 Desember 2018

Lifestyle Blogger Medan - Belajar dari Rasa Sakit
01.22 17 Comments
Dokumen by ceritagadiskecil.com

Lifestyle Blogger Medan - Gacil
 masih ingat persis bagaiman lelaki itu sepontannya mengeluarkan kata-kata menyakitkan. Entahlah, tak bisa dibayangkan lagi seperti apa keadaan hati saat itu. “Aku gak tau lihat si Gacil ini. Antara polos atau bego,” ucapnya membuat tawa mendadak terhenti. Sumpah, Gacil tak bisa katakan bagaimana perasaan itu. Walaupun lelaki itu bukan orang pertama kali yang menyelipkan luka-luka dalam, di hati Gacil. Terserah, jika di paragraph ini kamu menganggap Gacil lebay atau baperan. Tapi, tolong sejijik apapun kamu baca paragraph ini, hibur Gacil dengan menyelesaikan bacaanmu pada tulisan ini.

                Lanjut, Gacil hanya terdiam saat menerima kalimat dari lelaki, yang seharusnya dapat memproduksi kata-kata lebih etis daripada kata-kata yang hanya berdampak pada luka hati seseorang.  Saat kejadian itu, Gacil masih duduk di bangku SMK. Masih berpikiran seperti layaknya anak-anak yang begitu marah dan terkadang suka meratapi cemoohan orang lain. Tidak bisa dipungkiri, setelah lelaki itu mengatakan hal itu, Gacil terus kepikiran, Apa iya? Orang-orang melihat dan menilaiku sebagai orang bodoh? Apa seburuk itukah aku? Tak bisa Gacil pungkiri, sempat terteskan butiran bening untuk hal yang saat ini Gacil sadari itu tak berguna.

                Tidak hanya sampai di situ, perlakuan orang sekeliling Gacil yang menimbulkan rasa sakit terus saja ada. Lucu dan mirisnya, ketika Gacil hendak pergi untuk mengunjungi tempat Praktek Kerja Lapangan dari sekolah. Saat itu hanya ada tiga teman lelaki yang membawa kereta, dan dua orang guru dengan satu kereta. Gacil akui, Gacil tak bisa mengendarai kereta. Pada saat itu, guru Gacil meminta salah satu dari ketiga teman Gacil yang membawa kereta, untuk membonceng Gacil. Namun, tau gak? Hal menyakitkan yang harus Gacil dapatkan saat itu. Tak ada salah satu pun dari mereka yang mau memboceng Gacil, padahal mereka tidak membonceng siapa-siapa. Ketiganya mengeluarkan banyak alasan. Ban kereta yang kempeslah, baut yang kendor lah, ini dan itulah. Hingga Guru Gacil menggelengkan kepala, mereka nyerah. Akhirnya Gacil bonceng bertiga dengan guru Gacil.

                Hingga saat ini, Gacil terus bertanya-tanya. Kenapa? Apa sehina itukah Gacil? Seburuk rupa itukah? Sampai-sampai mereka berlaku seperti itu? Mengingat dan menuliskannya lagi dalam deretan paragraph ini, membuat mata Gacil kembali berkaca-kaca. Gacil tau, di Antara kamu akan terucap kalau Gacil sungguh lebay. Gacil tak perduli, meski Gacil paham masih banyak orang di luar sana, merasakan sakit yang lebih parah dari Gacil.

                Dalam tulisan ini, Gacil mau bilang, dari rasa sakit, Gacil belajar artinya Bangkit, dari rasa sakit, Gacil paham artinya menghargai. Dari rasa sakit juga, Gacil mampu memproduksi kalimat-kalimat positif. Teman-teman Gacil yang mungkin saat ini ada di posisi dan merasakan sakit. Ayo bangkit, Gacil yakin kamu lebih hebat dari mereka yang sudah menyakitkanmu. Ayo tuangkan amarahmu dalam kalimat positif, biarkan dan buatlah mereka yang pernah menancapkan luka di hatimu, terpekik melihat kehebatanmu yang mampu berkarya dan bangkit.

                Teman-teman, perjalanan delapan belas yang telah Gacil lalui, Gacil sangat bersyukur karena Allah memberikan banyak rasa sakit. Karena rasa sakit, Gacil mampu menulis dua buku yang Insya Allah akan menjadi tiga buku. Karena rasa sakit, Gacil lebih berhati-hati dalam berucap dan bersikap, Gacil tak mau karena lisan atau tingkah ini. Orang mengingat Gacil karena pernah menyakiti. Diam, Bangkit dan Buktikanlah. Merasakan rasa sakit bukanlah hal yang buruk. Jadikan itu anugrah-Nya, anggap rasa sakit itu, bahan bakarmu untuk berjuang menuju apa yang kamu mau. Terimakasih rasa sakit.

#Ceritagadiskecil

Reading Time:

@itsvennyy