Cerpen Hijab Karena Trend - ceritagadiskecil.com : Lifestyle Travel Blogger Medan

Minggu, 12 Juli 2015

Cerpen Hijab Karena Trend

      Subhanallah para muslimah di muka bumi tengah berkagum dengan balutan kerudung di kepala mereka. Aku terkesan melihat itu semua, jilbab tak memandang siapapun baik kalangan atas maupun bawah. Secerca senyum dengan hati yang bimbang akan kepastian rasa tulus dan niat yang benar-benar ada, jujur rasa ini mengubah hariku. Terbesit keinginan memakai hal yang serupa, kebimbangan mudah sekali menggoyahkan kepastian itu.

"Indahnya melihat wanita merangkai hijab di kepala, apa aku juga akan menyusul?" Gumaku ketika melihat berita para artis yang menggunakan hijab.

"Kalau ada niat dan ketulusan pasti bisa," sosok itu menjawab gumamku.

     Ibu sejak dulu mengenakan hijab, wanita yang tak kenal lelah menuntun anak-anaknya duduk di samping. Ia tersenyum memandang wajahku, pancaran mata itu? Aku mengetahui ia selalu tau apa yang terbesit dalam benak yang nakal ini.

"Shalat saja belum teratur bu, aku tidak mau memalukan agama sendiri." 

"Menutup aurat itu wajib sayang. Tidak ada hubungannya dengan ibadah. Karna ahlak dan kewajiban itu berbeda," Ibu memberi pandangan.

"Benarkah itu?" Aku masih tak percaya.

"Ehemm... Ibu pernah mendengar saat di pengajian. Berhijab tak jadi masalah walaupun ibadahnya masih goyah. Karna ibadah suatu individu yang harus di pertanggung jawabkan masing-masing orang. Kalau berhijab hukumnya wajib bagi seorang muslimah," Jelasnya memberi pengertian.

"Aku masih ragu, apalagi sekarang banyak orang yang mengenakan hijab lalu membukanya. Ah, aku tak mau dianggap labil bu." Keluhku.

"Niat yang bagus nak, kita tak boleh menghakimi seseorang yang masih naik turun imannya. Doakan saja mereka mengenakannya kembali," Ibu tersenyum.

"Lalu bagaimana dengan seseorang yang mengenakan hijab karna trend doang? Bukankah  berhijab harus dari hati dan ketulusan bu?" Aku terus bertanya seakan rasa penasaran menguak terus menerus.

        Wanita yang ku kenal sejak dalam kandungan itu membelai rambutku. Sikapnya yang lemah lembut merenggut kekagumanku. Dari ibu iman dan keraguan yang ku simpan dapat di pecahkan.
"Kita ambil sisi positifnya saja sayang. Ketika seorang muslimah mengenakan hijab karna trend, mungkin itu niat awal. Siapa tau di tengah jalan ia jatuh cinta akan apa yang ia kenakan. Allah mampu membuka pintu hidayah pada siapapun." Jelas ibu dengan pasti.

     Aku tersenyum, semua yang ku dapat darinya mencairkan sedikit keraguan yang membeku. Adzan shalat ashar berkumandang merdu menghiasi telinga kami berdua, ibu mengajakku untuk shalat bersama menangkan hati serta memohon petunjuk akan niat ddan keraguan yang ku miliki fifty-fifty.

#Ceritagadiskecil

Tidak ada komentar:

@itsvennyy