ceritagadiskecil.com : Lifestyle Travel Blogger Medan: Film Indonesia
Tampilkan postingan dengan label Film Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Film Indonesia. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Mei 2017

Surau dan Silek, Film Terbaik Indonesia?
19.101 Comments
  ceritagadiskecil.com | Hallo sahabat. Kali ini Gadis kecil akan mereview Film Indonesia yang telah tayang pada tanggal 27 April lalu nih... Kalau dilihat dari poster filmnya, Surau dan Silek ini tampak tidak menarik untuk di tonton. Namun, jika dicerna dari sudut pandangan judulnya. Film ini sangat menarik. Apakah hanya judulnya saja yang menarik? Yuk baca review-nya di bawah ini.

    Film Surau Dan Silek atau jika di terjemahkan dalam bahasa Indonesia, menjadi Mushola Dan Silat. Ini adalah film keluarga yang  berlatarkan budaya masyarakat Minangkabau yang rilis pada tahun 2017, diproduksi oleh Mahakarya Pictures, dan diproduseri oleh Dendy Reynando dan Emil Bias. Disutradarai oleh Arief Malinmudo pada tahun 2016.

      Sekitar tanggal 2 Mei 2017. Filosofi tertarik untuk menonton film ini sebagai bahan riset tulisan. Awalnya sih sedikit ragu, karena melihat posternya yang tidak menarik. Namun setelah menontonnya, Gadis kecil jadi terkesan dan tidak bisa berkata apa-apa.

     Film yang diisi oleh pemain-pemain, yang bukan dari kalangan artis ini dikemas begitu apik, tidak hanya dari segi teknisnya saja. Tapi dari penyajian ceritanya sungguh luar biasa. Kenapa Filosofi bisa berkata seperti itu? Ya, karena Film ini menyajikan cerita yang sangat berani dan bisa dibilang nekat.
      Di awal Film. Penonton sudah disajikan sebuah pertarungan yang dilakukan oleh anak-anak sekitar berumur 11 tahun dalam sebuah turnamen. Seperti judulnya, Suarau dan Silek. Diawal Film ini sudah menggambarkan judulnya, yang diperankan anak-anak dalam memainkan bela diri silat asal Minangkabau. 

Menurut Gadis kecil,  awal Film ini cukup bahaya jika ditonton oleh anak-anak kecil. Karena anak-anak yang belum mengerti bela diri, dikhawatirkan akan mengikuti adegan yang terjadi di dalam Film itu. Namun, setelah menonton secara keseluruhan, rasa kekhawatiran Filosofi ternyata salah. Film ini mengajarkan kepada penonton bahwa silat bukan untuk gaya-gayaan atau untuk kejahatan. Tapi silat adalah bagian dari mengendalikan diri. Ada kata-kata yang masih melekat diingatan filosofi. Yaitu, "Lahir Silat untuk mencari Kawan, Adanya Silat Untuk Memahami Tuhan," kira-kira begitu yang diajarkan oleh pemain yang berperan sebagai guru silat. Serta Film ini juga mengajarkan. Bahwa silat merupakan bagian dari 3S yaitu, Shalat, Shalawat dan Silat.

Semuanya harus seimbang, jika tidak. Silat hanya akan membawa kehancuran pada diri seseorang.
 Tidak hanya mengajarkan apa arti silat yang sesungguhnya. Film ini juga dikemas secara santai dan sederhana. Karena ada selingan humor di dalam Film ini, humor yang dihadirkan oleh seorang anak berbadan gembul dan paling lucu di antara teman-temannya. Sosok itu bernama Dayat. Karena pemeran utama dalam Film ini adalah tiga orang anak yang bersahabat dan berguru silat. Mereka bernama Adil, Kurip dan Dayat. Dari mereka bertiga lah penonton juga dibukakan matanya, akan arti persahabatan.

     Sungguh, Film ini memiliki banyak kekayaan. Tidak hanya tentang silat dan persahabatan. Namun, Film ini juga mengenalkan penonton akan adat, kebudayaan, alam, serta bahasa Minangkabau yang jarang diketahui Masyarakat Indonesia.

      Dengan beraninya, Film ini memakai bahasa Minangkabau dan dilengkapi dengan subtitle bahasa Indonesia. Dari Film ini juga, penonton dapat belajar tentang bahasa Minangkabau. Terlebih tentang kebiasaan pemuda Minangkabau, yang harus merantau untuk mencari kesuksesan dan kembali ke kampung setelah mendapat kesuksesan dari perantauannya.

    Dan kesimpulannya nih... Film ini sangat luar biasa. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil. Terlebih, Film ini juga bisa sebagai alat untuk mempromosikan keindahan Minangkabau kepada khalayak ramai. Apabila, kota-kota lain dapat memproduksi Film seperti ini. Gadis kecil yakin kalau bangsa kita akan lebih dikenal keindahannya dan karakter filmnya yang mendidik. Semoga, akan ada film-film yang lebih bagus lagi dari Film Suara dan Silek yang berisi memperkenalkan kebudayaan di setiap masing-masing daerah.

     Oke deh sahabat... Kamu wajib nonton dan dukung Film ini. Karena Film ini sangat patut di apresiasi dan berhak memecah rekor penonton terbanyak di tahun 2017 ini.

#Ceritagadiskecil 
Reading Time:

Selasa, 28 Maret 2017

Moon Cake Story Film Terburuk Indonesia?
19.59 3 Comments
Poster Moon Cake Story 

 Ceritagadiskecil.com|  The Moon Cake Story adalah film Indonesia Produksi Multivision Plus tahun 2017 yang disutradarai oleh Garin Nugroho dan diproduseri oleh Raam Punjabi. Film yang rilis pada tanggal 23 Maret 2017, ini, dibintangi oleh :

·         Bunga Citra Lestari (sebagai Asih)
·         Morgan Oey (David)
·         Dominique Yose (Linda kakak David)
·         Melati Zein (Sekar, adik Asih)
·         Dedy Sutomo (pakTRI supir David)
·         Kang Saswi (badut)
·         Jaja Miharja (pak RT)
·         Richard Oh

Sinopsis :

            David (Morgan Oey) adalah seorang pengusaha muda yang sedang berada dipuncak keberhasilan. Namu beberapa peristiwa terduga terjadi yang diawali dengan istrinya yang meninggal dan ternyata David mengidap penyakit Alzheimer yang melumpuhkan ingatannya. Suatu ketika ia bertemu Asih (Bunga Citra Lestari) yang berprofesi sebagai joki 3 in 1.

            David yang dalam proses kehilangan ingatan justru teringat kenangan masa kecilnya, ia melihat Asih sebagai sosok Ibunya yang ketika kecil, Ibunya berjuang ditengah kemiskinan sambil merawat David. Hubungan Asih dan David bertumbuh dan Asih berusaha memberi kebahagiaan. Asih tahu untuk memperlambat proses hilangnya ingatan ia harus membawa David dalam kerumunan manusia. Sementara dalam keluarga David timbul perdebatan yang meminta David mengambil keputusan akan bisnisnya sebelum ingatannya hilang. Dari cerita Kue Bulan inilah, David yang telah tiada membawa kehidupan lebih baik bagi Asih dan keluarga, serta banyak orang.

Review :

            Menurut saya, selaku orang yang bergulat di bidang Broadcast merasa kecewa dengan adanya film ini. Dari segi kualitas gambar atau pengambilannya, lumayan bagus. Namun, dari segi cerita film ini tidak memiliki kesan apa-apa di hati saya. Selasa lalu (28/3) tim Moon Cake Story melakukan promo di Medan, saya mencoba menonton film yang dibintangi Morgan Oey dan Bunga Citra Lestari tersebut. Saya kira, film ini akan membuat saya menangis setelah keluar dari bioskop namun nyatanya tidak. Berikut beberapa kritikan yang bisa saya tangkap setelah menonton film berdurasi kurang lebih satu jam ini :

1.  Film ini memiliki alur cerita yang tidak fokus. Yaitu antara pesan berbagi, keagamaan, serta penyakit yang di alami pemeran .

2.     2.  Cerita yang disajikan tidak menyentuh hati penonton, malah terkesan membosankan dan saya tidak dapat menangkap apapun dari cerita yang disampaikan.

3.     3.  Tidak ada sesuatu yang wah di dalam film ini, hal itu yang membuat perhatian saya beralih ke ponsel.

4.     4. Film ini tertolong oleh dialognya, karena ada beberapa dialog yang tersaji dengan kuat dan memiliki sedikit selingan humor yang bisa menghilangkan kebosanan.

5.      5. Menyampaikan cerita kehidupan kumuh di Jakarta yang kelam, sehingga ada sedikit gambaran bagi orang-orang yang mau pindah ke sana.

6.     6.  Biasanya film yang saya tonton seperti film-film Morgan Oey yang ceritanya di tulis oleh Asma Nadia, saya selalu nangis dan memiliki kesan melekat setelah keluar dari bioskop. Namun, menonton film ini saya tidak mendapatkan kesan apa-apa malah kecewa dengan endingnya yang biasa saja dan cerita yang sulit di pahami.

7.      7. Dari segi teknik, ada beberapa teknik pencahayaan yang bocor sehingga mengganggu saya dalam sinemathography yang di sajikan. Saya harap film ini digarap secara tidak terburu-buru sehingga kualitasnya yang standart.

Review ini tidak bermaksud untuk menjatuhkan atau menjelekan kualitas film Moon Cake Story, namun hanya memberikan kritikan agar dapat menjadi masukan untuk tim Moon Cake Story agar lebih jeli dalam memilih cerita dan menggarap sebuah film. Untuk kamu yang ingin menilai sendiri bagaimana film ini? Silahkan tonton di bioskop terdekat dan berikan pendapatmu. Karena film Indonesia akan maju jika banyak penonton yang cerdas dalam memilih dan menilai film.

#Ceritagadiskecil


Reading Time:

Sabtu, 25 Maret 2017

Menjelang Peringatan Hari Film Nasional, SMK BBC Medan Menggelar RoadShow Film!
01.500 Comments
Kegiatan Roadshow di SMK BBC Medan
    Filosofikota.com |  Menjelang peringatan Hari Film Nasional, SMK BBC Medan menjadi salah satu tempat kegiatan roadshow fim di Kota Medan. Sabtu (25/3), di gedung SMK BBC Medan, Jl.Bilal Ujung No. 23. Siswa SMK Broadcast sudah memadati ruangan kelas XI pada pukul 09.00 wib. Sekitar tiga puluh siswa terpilih, mulai mengikuti kegiatan roadshow film yang dihadari oleh Abangda Onet dan Abangda Embart, sineas-sineas Kota Medan yang sudah lama terjun dalam dunia perfilman, sekaligus orang-orang dibalik Komunitas OneTo Films.

         Dalam rangka menuju peringaan Hari Film Nasional pada tanggal 30 Maret nanti. Sineas kota Medan mengadakan perayaan dengan melakukan roadshow film ke kampus-kampus ataupun ke sekolah-sekolah, untuk memberi motivasi agar generasi muda tetap berkarya dan menghargai film. Roadshow ini sudah di mulai sejak beberapa hari lalu, SMK BBC Medan merupakan salah satu tempat digelarnya roadshow.

         Dalam kegiatan yang berlangsung selama empat jam tersebut, siswa SMK BBC tampak antusias untuk berdiskusi tentang perfilman bersama para pemateri, seperti Abangda Embart Nugroho Sutradara film 'Sepotong Pisang Goreng' Film yang diputarkan dalam kegiatan roadshow. Film tersebut masuk dalam nominasi 100 film ajang festival film yang diadakan SCTV.

        Antusias siswa dapat dilihat dari pertanyaan-pertanyaan yang serius mengenai perfilman. Seperti pertanyaan seorang siswa bernama Iyan, "Tadi abang-abang ini bilang kalau buat film itu mahal dan gak mudah. Jadi, gimana buat anak sekolah seperti kami biar mendapatkan dana untuk membuat film?" 

        Pertanyaan salah seorang murid mendapatkan jawaban antusias dari pemateri. Pasalnya, memang benar mencari dana untuk perfilman memang tidak mudah. Namun, untuk memotivasi agar para generasi tidak mudah menyerah karena kendala dana. Pemateri memberikan banyak jalan untuk bisa mendapatkan dana dalam membuat film.

         "Memang hambatannya itu dana. Kalian bisa cari dana dengan buat proposal dan ajukan ke donatur atau sekolah. Yang paling penting buat dulu skenario yang bagus. Kalau bagus pasti bisa dapat dana." Papar Abangda Onet untuk memotivasi.

         Kegiatan roadshow tersebut terasa singkat, karena masih banyak yang ingin ditanyakan siswa mengenai perfilman. Namun, pemateri menghibau agar mengikuti puncak acara peringatan Hari Film Nasional pada tanggal 30 Maret di Tamam Budaya Sumatera Utara, dengan menghadirkan insan-insan perfilman yang berbakat dan para pakar perfilman.

#Ceritagadiskecil

Reading Time:

Minggu, 19 Maret 2017

Ditonton Peserta Seminar Film Nasional, Sutradara Film Lenyap Dalam Sunyi Terharu!
04.170 Comments
Ekspresi RuchiArdhy

      Ceritagadiskecil.com| Sutradara film pendek Lenyap Dalam Sunyi, karya sineas Kota Medan terharu mendapat kesempatan filmnya ditonton peserta seminar nasional. Minggu (19/3), di Hall CNI Building. Ruchi Ardhy selaku pendiri komunitas film islami Fisabilillah Production sekaligus sutradara film Lenyap Dalam Sunyi, film yang pernah menjuari Festival Film Islamic di Bandung.

       Ruchi Ardhy tampak terharu dalam kegiatan seminar film Nasional yang menghadirkan Humar Hadi selaku sutradara film Tausiyah Cinta dan Film 5 PM serta Aditya S Pratama selaku aktor film 5 PM. 
 Pasalnya, pada saat awal acara seminar yang diadakan oleh Fajr Managemant.  Ditampilkannya film karya sineas Kota Medan yaitu film pendek Lenyap Dalam Sunyi. Film tersebut digarapnya bersama teman-teman komunitas yang ia bangun sejak beberapa tahun yang lalu.

       Ruchi Ardhy terharu, saat melihat antusias peserta yang menikmati film Lenyap Dalam Sunyi tersebut. Hal itu terlihat dari celotehan peserta saat adegan yang mengundang tawa dalam film tersebut.
        "Yah.. Cepat kali habisanyaa..." celoteh May salah satu peserta acara.

         Ekspresi sutradara Film Lenyap Dalam Sunyi itu pun tertangkap oleh jepretan kamera temannya, Willi Sardi yang juga anggota Fisabilillah Production.
          "Ruchi sampe nangis liat antusias penontonya," celoteh Willi di grup WhatsApp Fisabilillah Production sembari melampirkan foto ekspresi sang sutradara.

#Ceritagadiskecil
Reading Time:
Kedatangan Aditya S Pratama, Aktor Film 5 PM. Remaja Kota Medan Histeris
04.130 Comments
Aditya S Pratama di acara seminarnya
    Ceritagadiskecil.com| Dalam acara seminar Film Nasional, Aditya S Pratama aktor 5 PM hadir sebagai pemateri. Minggu (19/3) di Hall CNI Building, sejak pukul 11.00 wib gedung yang terletak di jl. asrama no 29 Dewikora, Medan sudah dipadati peserta yang jauh-jauh hari telah membeli tiket acara yang betajuk "Be a Good Movie Maker and Be a Good Telent".

    Acara seminar dibuka dengan penampilan dari penyanyi NewKhafi, lalu istirahat untuk ibadah shalat dan dilanjutkan dengan materi pertama, oleh sutradara film Tausiyah Cinta dan 5 PM. Peserta tampak tenang mendapatkan materi dari sang sutradara. Namun, saat Aditya S Pratama masuk ke ruang acara dengan lantunan lagu Anji berjudul Dia, seluruh peserta berteriak histeris dengan kedatangan aktor tampan itu.

         Aditya menyapa peserta dengan senyum ramah dan kedipan mata. Sikapnya itu, membuat para peserta berteriak histeris dan berbondong-bondong mengeluarkan handphone untuk mengabadikan momen.
        Dalam materinya, Aditya yang juga merupakan mahasiswa lulusan kedokteran itu menyampaikan bahwa untuk menjadi seorang tallent tidak hanya bermodalkan tampang , namun juga harus mampu menguasai peran dan beratittud baik.

        "Hal terpenting yg harus dimiliki jika ingin jadi aktor ataupun artis adalah jujur dan memiliki attitud. Kita harus menghargai orang lain dan jangan sampai kita membuat orang lain merasa direndahkan. Dan yang paling penting lakukanlah dengan rasa." tutur Aditya dalam materinya.

       Diujung acara, seluruh peserta berebut posisi untuk bisa berfoto bersama dengan Aditya. Aktor tampan itu, tampak sabar dan ramah saat meladeni permintaan para penggemarnya yang rata-rata adalah kaum wanita. Aditya memegang teguh rasa perduli dan ramah terhadap sesama. Karena menurutnya, hal itu juga yang harus ia lakukan saat menjadi dokter maupun aktor.

#Ceritagadiskecil
Reading Time:

@itsvennyy