Jatuh Cinta - ”Kerap kali aku tergoda
pada perasaan hanyut, pada wajah yang teduh, pada tutur yang menyenangkan hati”
Koleksi Ceritagadiskecil.com |
Aku seorang remaja yang memiliki ambisi dan
mimpi, yang belum sepenuhnya kuraih. Sering merasakan kegagalan, diremehkan dan
harus berjuang mati-matian demi mendapatkan apa yang kuinginkan.
Mungkin,
seuisiaku pembasahan tentang jatuh cinta, pacaran dan gebetan itu menyenangkan.
Tapi tidak bagiku. Mimpi dan ambisi untuk menjadi yang terbaik, pembahasan
menarik yang selalu menyenangkan hati. Ah, akukan hanya remaja yang memiliki
standar kecantikan minimalis. Emangnya ada yang jatuh cinta padaku? Ada yang
menyukaiku seperti halnya teman-temanku yang mulai pacaran dan berbagi cinta
pada lawan jenisnya. Sedangkan aku? Gadis cupu yang berteman dengan buku,
informasi dan tumpukan tugas yang selalu kukerjakan serius. Aku selalu berkata,
ah cinta itu omong kosong. Toh, selama ini tidak ada yang jatuh cinta padaku,
mungkin karena aku tidak cantik.
Aku terus fokus pada deretan impian
dan ambisi yang kutuangkan dalam secarik kertas, tertempel di dinding kamar.
Satu persatu, deretan itu mulai terpenuhi tanda ceklis, bukti dari pencapaian
yang telah kutaklukan. Menjadi juara kelas, memenangkan perlombaan, mendapatkan
penghargaan sudah kucapai. Tapi aku merasa hampa, karena aku jauh dari
pertemanan, enatah kenapa hal sepele itu malah mengusik emosional. Namun,
untungnya aku tak larut dalam kesedihan mengenai persoalan tak memiliki teman
dekat. Dalam kesedihan, menerima kenyatan menjadi seseorang yang unggul akan
diperolok-olokan karena keirian yang tak sesuai. Mereka, boleh saja tak mau
berteman denganku. Tak masalah, aku harus tetap fokus untuk mencapai apa yang
kumau.
Ketika berjalan, berada di tempat
yang sepi ataupun dalam kesendirian, aku selalu menekankan, aku masih gadis
kecil yang tak cantik dan tak memerlukan cinta buta. Aku masih seorang anak
yang bau kencur yang tak perlu mengenal cinta lawan jenis. Oleh sebab itu,
ketika aku jatuh cinta pada seseorang aku selalu mencoba mencari keburukannya
agar aku tak larut, dalam rasa yang menghanyutkanku pada persepsi yang salah.
Benar saja, cara itu ampuh dan benar. Sampai saat ini, aku tak pernah memiliki seorang
pacar, aku menjaga diri dengan pemikiran alam bawah sadar. Aku gadis yang belum
cantik, belum pintar dan belum layak untuk melakukan pacaran. Namun, jika sudah
saatnya nanti. Ketika aku sudah pintar, cantik dan memang waktunya untuk jatuh
cinta, maka akan kubuka hati untuk orang yang benar-benar pantas untuk masuk
dalam kehidupanku sampai mati.
Aku tak memaksa remaja manapun untuk
mengikuti caraku ini dalam menolak pacaran di usia muda. Tapi aku memaksa
mereka untuk menjaga batasan ketika merasakan jatuh cinta. Jatuh cinta itu
wajar, normal rasanya jika menyukai seseorang yang menghanyutkan hati, memiliki
tutur kata yang lembut dan memberikan perhatian lebih. Tapi ingatlah, apakah
sikapnya yang membuat kita jatuh cinta itu benar-benar tulus ataupun apadanya? Atau
ia hanya seseorang yang dikirimkan Allah untuk menguji sebesar apa kita menjaga
diri? Lihatlah, mereka-mereka di sekelilingmu yang tergoda akan rasa cinta
sesaat, apakah mereka bahagia? Apakah hidup mereka lebih baik? Jawabannya
tidak. Kebanyakan dari mereka, dari lubuk hati meraka paling dalam, mereka
sangat menyesal tergoda akan cinta sesaat. Bahkan karena cinta sesaat, banyak
dari kita sebagai remaja, melanggar norma dan menjadi seorang ibu diumur yang
tak seharusnya.
Jagalah diri, katakanlah, saat ini
aku tak cantik, aku belum pintar, aku belum pantas merasakan jatuh cinta. Maka,
fokuslah pada perbaikan diri, baik fisik ataupun hati. Percayalah, jika memang
sudah saatnya, maka cinta yang sesungguhnya Allah hadirkan untuk menjaga bukan
merusak kita.
Ini caraku menjaga diri dari rasa
hanyut pada seseorang yang terkadang membuatku lupa, bahwa aku masih banyak
pencapaian yang harus kucapai.
#Ceritagadiskecil