ceritagadiskecil.com : Lifestyle Travel Blogger Medan

Sabtu, 29 September 2018

Lifestyle Blogger Medan - Stalking Bos
02.020 Comments
Cerpen Terbaik Tentang Kerja

Lifestyle Blogger Medan - Aku yakin! Setiap orang memiliki mimpi dan keinginan, yang tak semua orang mau memahami itu. Aku tak tau, bagaimana bisa, minda memiliki hasrat untuk menuliskan secuil kisah, yang mungkin tak semua orang ingin membaca. Baiklah! Aku akan bercerita tentang mimpi orang lain. Ya, mimpi orang lain bukan mimpiku.

Dulu aku pernah membuat sebuah film berjudul klasik. Ya, film pendek berjudul Amanah. Film itu aku garap bersama teman-teman di masa putih abu-abu. Film yang kugagas dengan balutan kisah tentang pengorbanan. 

Entah darimana, jari-jemari ini memiliki tenaga untuk membuat sebuah kisah konyol, kisah yang ditertawakan dan direndahkan saat penilaian film itu berlangsung. Cukup konyol memang. Bagaimana mungkin, di dunia ini ada orang yang mau mengorbankan mimpinya demi orang lain?

Kamu boleh tertawa dengan cerita konyol itu. Seorang guruku juga berkata, “Mana ada orang yang mau merelakan mimpinya demi orang lain?”. Ya, itu adalah haknya sebagai seorang guru untuk mencerca kelogisan cerita yang kubuat. Tapi, apakah ada hal yang mustahil di dunia ini? Aku dan kamu sepakat untuk menggelengkan kepala, memberikan ketidak setujuan.

Film itu seperti sebuah doa. Allah mewujudkannya. Aku sang pembuat cerita itu, kini dicoba untuk melakoni karakter yang telah kubuat. Karakter Keyla, seorang gadis yang merelakan mimpinya demi mimpi orang lain. Sekarang, aku mulai merasa konyol. Benar, di dunia ini tidak ada yang mustahil. Film yang awalnya kubuat hanya sebagai karangan, kini Allah mengujiku dengan apa yang telah kubuat.

Semua berawal dari kepustusanku untuk menunda pendidikan dan memilih bekerja di suatu perusahaan. Aku tamatan rendah yang beruntung bisa berada di posisi yang lumayan baik. Pekerjaan dan dunia baru, mulai kulakoni dengan sepenuh hati. Aku merasa lebih berguna dari hari-hari sebelumnya. Bekerja dengan gaji yang tak seberapa, menuntutku untuk bersyukur. Pasalnya, Allah lagi-lagi menguji dengan apa yang telah kuperbuat. 

Buku Keja Bukan untukUang, buku yang kutulis untuk membantah pemikiran bahwa kerja sekedar mencari uang. Kala itu, aku menulisnya ketika belum merasakan dunia bekerja. Lalu, sekarang, aku sudah merasakan dunia kerja. Memang tak mudah dan tak dapat dipungkiri, bekerja ya untuk mencari uang. Tapi, aku membantah itu dengan menahan diri untuk tidak hitung-hitungan dalam bekerja.

Aku bekerja seperti layaknya seorang pekerja, pergi pagi pulang sore memang sangat melelahkan, apalagi menjadi karyawan baru untuk berdaptasi itu sungguh tak mudah. Aku mulai mencoba memahami dunia baruku. Mengenal satu persatu rekan kerjaku. Namun, aku tak begitu mengenal atasanku. Ya, bosku pemiliki perusahaan ini. Sesekali saja, saling menyapa namun tak ada obrolan atau perkenalan yang begitu serius.

 Aku memiliki kebiasaan untuk mengenal orang-orang di sekitarku dengan mengintip sosial media pribadi mereka. Mungkin, itu caraku karena aku terlalu enggan untuk berkenalan langsung. Menurutku, sosial media adalah jati diri mereka sebenarnya. 

Sosial media, membantuku mengenal bagaimana orang itu tubuh dari tahun ke tahunnya. Aku ingin mengenal, untuk siapa aku bekerja dan bagaimana aku harus bekerja. Aku mengetahui nama beliau, sosok atasan yang kulihat tak banyak bicara, tegas dan cukup tenang dalam mengatasi berbagai problema. Aku melihatnya ia sosok yang cukup tenang, namun entahlah bagaimana yang lain memandangnya.

Aku dan beliau mungkin tak memiliki banyak waktu untuk berkenal satu sama lain. Saat ini, mungkin ia hanya mengenalku sebatas nama. Namun, aku tidak bisa bekerja untuk seseorang yang tak aku kenal. Muncul lah sebuah keputusan, tanpa mengurangi rasa hormat dan berkmasud lancang. Aku mencari akun sosial media beliau. 

Membaca setiap postingan dari tahun ke tahun. Aku mulai sedikit mengenalnya. Selain, sosok atasan yang cukup tenang dalam menghadapi permasalahan, ia sosok atasan yang memiliki mimpi-mimpi yang berusaha dibangunnya. 

Aku merasa tersentuh, setiap postingan yang dituliskannya di sosial media, memberikanku energi lebih besar untuk bekerja lebih baik. Aku memiliki banyak mimpi yang belum terwujud. Mungkin juga, dengan beliau ada banyak daftar mimpi yang belum diwujudkannya tapi orang lain tak mengerti itu.
          
Aku mengerti bagaimana sebuah proses mewujudkan setiap mimpi yang masih tertulis di daftar mimpi. Aku mengerti proses itu tak mudah. Aku mengerti, mimpi beliau akan lebih mudah diwujudkan, jika kami sebagai karyawannya mengerti soal mimpinya. Mungkin, sebagaian orang menganggap ini pemikiran bulshit atau munafik bahkan penjilat. 

“Toh, yang punya mimpi beliau, yang bakal sukses juga beliau, untuk apa bersusah payah membantu beliau menwujudkan  mimpinya?” 

Ya, memang terdengar konyol. Untuk apa berpusing-pusing memikirkan dan membantu mimpi orang lain? Bukankah mimpi dan keberhasilan sendiri belum tercapai? Namun, entah kenapa. Tidak denganku, aku merasa penting ikut membantu mewujudkan mimpi beliau. Mungkin ini, sugesti dari sebuah cerita yang telah kukarang sebelumnya.

Cerita Keyla yang membiarkan mimpinya lenyap demi mimpi orang lain. Namun, bukan berarti membantu orang lain mewujudkan mimpi mereka, kita akan kehilangan mimpi kita. Tidak, itu salah besar. Bukannya, seorang yang hebat adalah orang yang ikut terlibat dalam kehebatan orang lain?

Aku yakin dengan sebuah kalimat diucapkan Keyla dalam film pendek yang telah kubuat sebelumnya.

 “Aku yakin jika membantunya mewujudkan mimpi, maka suatu saat nanti ia dan Allah akan membantuku mewujudkan mimpi. Hingga sama-sama kami mencapai apa yang kami mau,"

 Mimpi beliau menjadi semangat kerjaku. Berusaha melakukan yang terbaik seperti apa yang diinginkannya, membantunya mewujudkan segala rencana. Meski aku hanya sebagaian kecil dari perjuangannya. Satu hal yang ingin kujaga, jika aku tak bisa membantunya, jangan sampai aku merepotkannya. Jika ia kecewa, maka aku merasa gagal membantunya. Over All, aku berharap ia dipertemukan dengan orang-orang yang dapat memahami mimpinya. Bertemu dengan orang-orang yang tak sekedar menjadikan pekerjaan adalah mencari uang. 

Aku berharap beliau dipertemukan dengan orang-orang yang dapat memahami mimpinya. Bertemu dengan orang-orang yang juga memiliki ambisi untuk meraih mimpi. Aku yakin, jika kita tak sungkan mempermudah dan membantu setiap langkah orang-orang yang memiliki mimpi dan ambisi. Percayalah, Allah akan mempermudah langkah dan ambisi kita mencapai mimpi yang kita inginkan. Aku yakin! Kelak, akan ada orang yang tulus mau membantuku mewujudkan mimpi.

Stalking tidak selamanya berkonotasi negatif, kita perlu memahami orang yang baru kita kenal melalui sosial media. Karena, sebagaian besar orang, sosial media adalah tempat ia membuka jati diri.


 #Ceritagadiskecil
Reading Time:

Sabtu, 25 Agustus 2018

Lifestyle Blogger Medan - Khafifah Lidiana Siregar  Harapan II Puteri Pariwisata Provinsi Sumater Utara 2018
04.520 Comments
Lifestyle Blogger Medan - Kebahagian. Ya, itu kata yang tepat untuk menggambarkan makna kehidupan., menurut Khafifah Lidiana Siregar. Gadis kelahiran Medan, 1 Februari 2000. 

Anak pertama dari dua bersaudara. Dilahirkan dari pasangan Atas Siregar dan Nurgahani Harahap. Gadis dengan sejuta kegiatan positif ini, tengah mengenyam pendidikannya di Universitas Sumatera Utara, Fisip prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Sosok Khafifah Lidiana Siregar

            Gadis yang hobi melakukan traveling ini merasa dalam kehidupannya tak pernah ada rasa kegagalan, semua yang ia jalanani selalu membawa kebahagian.

            “Pipa, Gak pernah sedih atau merasa gagal. Bahagia teruslah, dukanya dijadikan pelajaran aja,” ujar gadis yang menyapa dirinya dengan panggilan Pipa.

Selalu merasa bahagia, rasa itu membiarkannya merasakan berbagai pengalaman luar biasa, mulai dari menjadi Top 20 Puteri Muslima Muse Medan pada tahun 2016, Top 5 Semi Finalis Puteri Muslimah Medan Indonesia pada tahun 2017, Finalis Indonesia Youth Icon pada  tahun 2017, Finalis DUTA GenRe provinsi Sumatera Utara pada tahun 2017 dan 2018, Harapan II Puteri Pariwisata Provinsi Sumater Utara pada tahun 2018, Finalis Miss Global Provinsi Sumatera Utara 2018, hingga puncaknya menjadi Top 50 Besar Casting acting Production pada Layar Lebar Film Dilan.

Kegiatan positif yang dilakukannya semata-mata bukan hanya menyalurkan hobi dan bakat, namun keinginan membahagiakan kedua orang tua yang begitu besar, menjadikan Khafifah gadis yang cukup positif pada umurnya, di masa remaja.

Menurutnya, diri sendirilah yang pantas dijadikan motivator dalam perjalanan hidup. Tidak ada yang mampu membuat pikiran dan raga bergerak menjalankan hal positif jika tak ada keinginan diri sendiri untuk menjadi positif dan bermanfaat bagi orang lain.

            Pencapaian yang telah ia raih hingga saat ini, tak membuatnya cepat merasa puas. Masih banyak impian yang ingin ia capai. Namun, saat ditanyakan apa impian tersebut. Gadis berwajah jelita ini, menjawab dengan makna tersirat.

            “Impian saat ini. Hem, Ya buat orang lain tersenyum. Pipa percaya, kita dilahirkan karena orang lain butuh tangan kita. Butuh bantuan kita,” tuturnya.

            Melihat kondisi remaja saat ini, Khafifah cukup perihatin. Banyak remaja yang terjerumus pada pergaulan yang menghancurkan diri mereka. Gadis yang tinggal di Tembung, menyampaikan sepenggal kalimatnya untuk remaja-remaja seuisianya yang mungkin sedang membaca tulisan ini.

            “Ya, semoga ada remaja yang mampir di tulisan ini dan membaca pesan singkat dari pipah untuk mereka. Gak mau menggurui, pipa cuman mau ngajak ke mereka. Bahagia yang berkualitas yuk,” ujar Khafifah menutup merbincangan.

            Menurutnya, hakikat bahagia ialah bahagia pada pencapaian postif, bukan sekedar bahagia yang dapat dirasakan sesaat namun berdampak negatif di kemudian hari.

#Ceritagadiskecil
Reading Time:

Sabtu, 21 Juli 2018

Lifestyle Blogger Medan - Jatuh Cinta
08.340 Comments

Jatuh Cinta - ”Kerap kali aku tergoda pada perasaan hanyut, pada wajah yang teduh, pada tutur yang menyenangkan hati”

Koleksi Ceritagadiskecil.com

Aku seorang remaja yang memiliki ambisi dan mimpi, yang belum sepenuhnya kuraih. Sering merasakan kegagalan, diremehkan dan harus berjuang mati-matian demi mendapatkan apa yang kuinginkan.

            Mungkin, seuisiaku pembasahan tentang jatuh cinta, pacaran dan gebetan itu menyenangkan. Tapi tidak bagiku. Mimpi dan ambisi untuk menjadi yang terbaik, pembahasan menarik yang selalu menyenangkan hati. Ah, akukan hanya remaja yang memiliki standar kecantikan minimalis. Emangnya ada yang jatuh cinta padaku? Ada yang menyukaiku seperti halnya teman-temanku yang mulai pacaran dan berbagi cinta pada lawan jenisnya. Sedangkan aku? Gadis cupu yang berteman dengan buku, informasi dan tumpukan tugas yang selalu kukerjakan serius. Aku selalu berkata, ah cinta itu omong kosong. Toh, selama ini tidak ada yang jatuh cinta padaku, mungkin karena aku tidak cantik.

            Aku terus fokus pada deretan impian dan ambisi yang kutuangkan dalam secarik kertas, tertempel di dinding kamar. Satu persatu, deretan itu mulai terpenuhi tanda ceklis, bukti dari pencapaian yang telah kutaklukan. Menjadi juara kelas, memenangkan perlombaan, mendapatkan penghargaan sudah kucapai. Tapi aku merasa hampa, karena aku jauh dari pertemanan, enatah kenapa hal sepele itu malah mengusik emosional. Namun, untungnya aku tak larut dalam kesedihan mengenai persoalan tak memiliki teman dekat. Dalam kesedihan, menerima kenyatan menjadi seseorang yang unggul akan diperolok-olokan karena keirian yang tak sesuai. Mereka, boleh saja tak mau berteman denganku. Tak masalah, aku harus tetap fokus untuk mencapai apa yang kumau.

            Ketika berjalan, berada di tempat yang sepi ataupun dalam kesendirian, aku selalu menekankan, aku masih gadis kecil yang tak cantik dan tak memerlukan cinta buta. Aku masih seorang anak yang bau kencur yang tak perlu mengenal cinta lawan jenis. Oleh sebab itu, ketika aku jatuh cinta pada seseorang aku selalu mencoba mencari keburukannya agar aku tak larut, dalam rasa yang menghanyutkanku pada persepsi yang salah. Benar saja, cara itu ampuh dan benar. Sampai saat ini, aku tak pernah memiliki seorang pacar, aku menjaga diri dengan pemikiran alam bawah sadar. Aku gadis yang belum cantik, belum pintar dan belum layak untuk melakukan pacaran. Namun, jika sudah saatnya nanti. Ketika aku sudah pintar, cantik dan memang waktunya untuk jatuh cinta, maka akan kubuka hati untuk orang yang benar-benar pantas untuk masuk dalam kehidupanku sampai mati.

            Aku tak memaksa remaja manapun untuk mengikuti caraku ini dalam menolak pacaran di usia muda. Tapi aku memaksa mereka untuk menjaga batasan ketika merasakan jatuh cinta. Jatuh cinta itu wajar, normal rasanya jika menyukai seseorang yang menghanyutkan hati, memiliki tutur kata yang lembut dan memberikan perhatian lebih. Tapi ingatlah, apakah sikapnya yang membuat kita jatuh cinta itu benar-benar tulus ataupun apadanya? Atau ia hanya seseorang yang dikirimkan Allah untuk menguji sebesar apa kita menjaga diri? Lihatlah, mereka-mereka di sekelilingmu yang tergoda akan rasa cinta sesaat, apakah mereka bahagia? Apakah hidup mereka lebih baik? Jawabannya tidak. Kebanyakan dari mereka, dari lubuk hati meraka paling dalam, mereka sangat menyesal tergoda akan cinta sesaat. Bahkan karena cinta sesaat, banyak dari kita sebagai remaja, melanggar norma dan menjadi seorang ibu diumur yang tak seharusnya.

            Jagalah diri, katakanlah, saat ini aku tak cantik, aku belum pintar, aku belum pantas merasakan jatuh cinta. Maka, fokuslah pada perbaikan diri, baik fisik ataupun hati. Percayalah, jika memang sudah saatnya, maka cinta yang sesungguhnya Allah hadirkan untuk menjaga bukan merusak kita.

            Ini caraku menjaga diri dari rasa hanyut pada seseorang yang terkadang membuatku lupa, bahwa aku masih banyak pencapaian yang harus kucapai.

#Ceritagadiskecil
Reading Time:

Kamis, 31 Mei 2018

Lifestyle Blogger Medan - Mengenal Raihanita Madira  Runer Up I Indonesia Youth Icon 2017
05.270 Comments
Raihanita Madira

Anak Medan - Menurutku, hidup adalah perjalanan. Perjalanan dalam berusaha, gagal, bangkit, dan sukses menjadi rangkaian peristiwa yang membuatku merasa hidup. Namun perjalanan selalu memiliki tujuan pemberhentian, yaitu surga. 

Begitulah Raihanita Madira Brillianti Ainul Mardiah Simartha Ardhana memandang kehidupan. Gadis kelahiran Palembang, 11 Februari 2001, anak pertama tiga bersaudara dari pasangan Ningsih Jumiani dan Tata Padang Simartha, saat ini telah menyelesaikan pendidikannya di SMA Al Azhar Medan, jurusan IPA. 

Gadis yang gemar menulis telah menuangkan ide-ide menggelitiknya dalam sebuah situs media online seperti ask.fm. 

“Aku sejak zaman SMP suka nulis di ask.fm, bisa di search ask.fm namanya Raihanita Madira dan akunnya udah terverified alias ada centang birunya. Nah, kalau sekarang aku udah kurang aktif di ask.fm, soalnya jarang banget yang menggunakannya. 

Jadi, sekarang lagi suka nulis berbentuk sajak dalam bahasa indonesia dan inggris yang suka aku kirimkan ke official akun di Line,” tutrur Nita saat menceritakan kegemaran menulisnya.

Selain menulis, ia juga mengimbanginya dengan membaca. Saat ini, ia mulai tertarik mempelajari bahasa isyarat. Nita memuaskan kemauan belajar bahasa isyaratnya secara otodidak, mulai dari menonton video bahasa isyarat di internet.

 “Aku saat ini belum kuliah jadi untuk mengisi waktu luang, terkadang aku nyanyi dengan gerakan bahasa isyarat. Kemarin, saat kegiatan Rembuk Remaja, aku sempat menampilkan sebuah lagu dan bahasa isyarat, memotivasi teman-teman yang lain agar mereka bisa lebih peka dan peduli kepada teman-teman yang memiliki keterbatasan pendengaran di Indonesia ,” ujar Nita ketika menjelaskan kegemarannya saat ini.

Mengawali proses pencapaian prestasi sejak belia. Nita, berangkat dari penghargaannya saat duduk di bangku sekolah dasar, ia sempat menjadi juara ketiga dalam perlombaan Gaming

Nita mengaku, sejak dulu ia sempat tertarik pada dunia gaming edukasi, permainan yang ia gemari adalah Bobby Bola, sebuah game yang mengedukasi menurutnya. Prestasi yang diraihnya terus berlanjut, saat kelas lima sekolah dasar, ia juga sempat menjadi Top 50 Jagoan Cerdas Indonesia di Medan, audisi bakat yang diadakan oleh sebuah televisi swasta MNCTV bersama Clevo dan Koran Anak Berani. 

Tidak hanya itu, akademik yang dicapainya saat sekolah dasar cukup gemilang, ia menjadi lulusan dengan nilai UN terbaik kala itu.

Prestasi yang diraihnya tak terhenti sampai di bangku sekolah dasar, ia terus mencapai bermacam penghargaan, seperti Top 10 TOEFL Test yang diadakan oleh Primagama, menjadi perwakilan sekolah mengikuti lomba pidato bahasa inggris atau English Speech Contest yang meraih peringkat Top 20 se-kota Medan. 

Bersama timnya, ia juga meraih juara ketiga dalam lomba recycle yang diadakan oleh Pertamina. Paling berkesan menurutnya, ketika ia  meraih juara Runner Up I Indonesia Youth Icon 2017 versi YBJI saat kelas tiga SMA. Setelah menyelesaikan pendidikan, ia juga dipercaya menjadi perwakilan komunitas, mengikuti kegiatan Rembuk Remaja Indonesia, chapter Indonesia Bagian Barat yang diadakan di Tangkahan.

Raihanita saat mengikuti ajang Indonesia Youth Icon 2017

Peran serta orang tua membentuk Nita menjadi gadis yang penuh prestasi. Menurutnya, orang tua merupakan sosok penyemangatnya dalam hidup. 

            “Terutama ibuku. Banyak kata - kata motivasi yang aku tulis berasal dari nasihat ibu. Dari ayahku, aku belajar untuk menjadi sosok yang tegas dan punya prinsip. Aku belajar berusaha lebih keras dan memiliki keyakinan untuk berhasil saat diterpa cobaan. 

Aku belajar untuk berusaha memberikan sesuatu secara 'perfect', belajar mengerjakan sesuatu secara rinci dan teliti dari ayah. Sedangkan Ibu, membentukku menjadi orang yang kuat dan tegar. 

Aku menjadi sosok yang sabar dan ikhlas apabila mengalami kegagalan atau kesedihan. Belajar bahwa meninggalkan sesuatu yang kelihatan rusak bukanlah hal yang terbaik untuk dilakukan,” 

Orang tua sangat membantunya dalam menelusuri jalan kehidupan, karena itu Nita selalu melakukan yang terbaik agar tak mengecewakan.
            
Namun, di balik semua prestasi yang telah dicapai. Perjalanan hidup Nita tidak selalu mudah dan mulus, kerap kali ia mengalami jatuh bangun dalam langkah kemenangan.

           
“Wah, aku sangat banyak mengalami jatuh bangun dalam kehidupan. Namun yang paling melekat padaku adalah sewaktu SMP, aku sempat berada dalam lingkungan yang tidak baik. 

Lingkungan itu membentukku menjadi seseorang yang kasar, tidak patuh kepada orangtua, sering mengeluarkan kata - kata kotor yang tidak pantas, bahkan bolos sekolah. 

Lalu suatu kejadian, membuatku tersadar bahwa hal seperti itu tidak baik. Kejadian saat aku jatuh sakit, pada bulan Desember 2014. Aku diopname karena sakit typhoid aatu biasa kita kenal penyakit tifus,” 

Gadis kelahiran Palembang ini tampak menyesali kesalahannya ketika terpengaruh pada pegaulan yang salah.

            Masih banyak mimpi yang harus dicapai, harapan dan keinginan dalam hidup memotivasinya selalu berusaha sebaik mungkin, 

“Impian jangka pendek, saat ini aku sedang berencana membangun bisnis sendiri dari awal. Selain itu, aku juga lagi berusha menggerakkan organisasi supaya lebih aktif. 

Mohon doanya juga, sekarang Aku juga lagi coba apply ikut program jurnalistik atau kepenulisan. Dan, untuk jangka panjangnya, aku ingin menerbitkan sebuah buku, membuat rekaman dan lagu sendiri. Terus, berharapnya bisa pergi ke luar negri karena prestasi,” jelas gadis yang penuh mimpi dan harapan.

            Setiap remaja dapat mengukirkan prestasi, melakukan hal positif dan bermanfaat bagi orang lain. Keadaan remaja yang sangat krisis moral, membuat Nita perihatin. Ia menutup kisahnya dengan menyampaikan secuil pesan kepada remaja-remaja berbakat di luaran sana agar tidak terpengaruh terhadap pergaulan.

            “Jadilah remaja berkepribadian 3A. Abhipraya, Abhinaya dan Abhitah. Punya harapan, semangat dan pemberani. Jangan hanya diam dan memperhatikan kesuksesan orang lain. 

Bergeraklah, maju! ciptakan kesuksesan dengan caramu sendiri. Bahagiakanlah orang-orang di sekitarmu, banggakan negrimu. Buatlah mereka semua bangga. Jadikan keberadaanmu berarti bagi semua orang. Jangan lelah untuk menebarkan senyum dan kebaikan,” tutur Nita saat mengakhiri obrolan singkatnya bersama Gadis Kecil.

Oh iya, btw si Nita ini teman sebarak atau sekamar Gacil waktu mengikuti ajang Indonesia Youth Icon 2017 loh. Bedanya kami, si Nita mendapat Runer Up, Gacil hanya sebagai finalis. 

#CeritaGadisKecil
Reading Time:

Senin, 21 Mei 2018

Lifestyle Blogger Medan - Hampir Putus Sekolah,  Nu’man Ahda Menjuarai Lomba Panahan
02.45 6 Comments
Sosok Nu'man Ahda, Sumber : Facebook



Anak Medan - Hidup itu seperti ujian untuk menuju kemenangan begitulah Nu’man Ahda memandang kehidupan. Remaja kelahiran Medan, 3 Juli 2000 merupakan anak dari pasangan Ahmad Dahnil dan Rugainah yang tinggal di Titi Papan.

Hampir putus sekolah karena faktor tertentu, namun saat ini ia telah menyelesaikan pendidikannya di SMK Negeri 13 Medan, jurusan Teknik Komputer Jaringan. Remaja yang gemar memasak dan bermain gmaes, telah mengawali proses pencapaian prestasi saat di sekolah dasar.

Sejak duduk di sekolah dasar, Nu’man telah meraih prestasi akademiknya mulai dari peringkat pertama, kedua ataupun ketiga. Prestasi akademik yang selalu ia raih, tak henti di sekolah dasar. Remaja ini tetap berprestasi hingga menyelesaikan masa SMK-nya. 

“Prestasi akademik sih tetap dicapai, seperti juara umum, juara harapan, ya ada juga juara tilawah Al-Qur,an,” tuturnya mengingat presatasi akademik yang sudah ditelannya dari sekolah dasar hingga saat ini.

Nu’man tak hanya berhasil dalam pendidikan akademik. Ia kerap kali menjuarai di bidang olahraga panahan. Kesibukannya dalam belajar akademik, tak membuatnya berhenti belajar menjejali kreasi dan keahlian yang diminati. Misalnya saja panahan, remaja ini telah meraih dua kerjuaan panahan, mulai dari tingkat daerah sampai tingkat kota. 

“Alhamdulillah, aku pernah  menjuarai lomba panahan. Pertama itu, juara dua lomba panahan jarak 5 meter tingkat daerah di MAN 4 Medan. 

Kedua kalinya, Alhamdulillah menang juga walaupun juara ketiga, tapi yang ini tingkat kota. Suatu kepuasan tersendiri akhirnya bisa dikasih kesempatan sama Allah swt terus berlatih,” ujarnya menjelaskan kemenangan yang telah diraih dalam panahan.

Pencapaian yang telah diraihnya saat ini, tidak semata-mata membuat dirinya tinggi hati. Mimpi-mimpi selanjutnya masih ia usahakan untuk dicapai. Terlebih salah satu mimpinya menjadi seorang ahli dalam bidang komputer atau IT memaksanya untuk terus giat belajar dan berkreasi.


Nu'man Ahda di luar sekolah

Di balik anak yang sukses dan berprestasi, ada orang tua yang sangat mendukungnya. Nu’man mengaggap kedua orang tua lah yang menjadi motivasinya tetap berprestasi. 

“Menurutku, orang tua sangat berarti untukku. Mereka selalu mendukung dalam hal apapun, tergantung pada kondisi dan kemampuanku. Beliau sangat tegas dalam hal agama, tapi itu berguna dalam diriku,” Menurutnya arti orang tua.

Proses yang dilalui Nu’man tak semulus jalan tol. Banyak krikil dan lubang yang harus dilewatinya, berjalan dan memahami keadaan dengan hati-hati. Suka dan duka tentu telah ia rasakan.

“Namanya proses hidup, perjalan dalam kemenangan itu tidak mudah. Dukanya banyak, sukanya juga banyak. Meski, sempat merasakan putus asa saat berjuang mendapatkan nilai yang baik di kelas. 

Aku langsung teringat, jika sukses dalam memenangkan perjuangan pasti orang tua dan tentunya aku bakalan bangga. Motivasi itulah yang mendorong untuk tidak menyerah ataupun putus asa,” ceritanya mengenai suka duaka yang telah ia rasakan.

Menjadi seorang yang berjuang dalam mencapi cita-cita memang bukan perkara mudah, Namun juga tidak sulit jika mau melakukannya. 

Nu’man memberikan secuil pesan kepada teman-teman sebayanya yang kini juga sedang berjuang. Kepada remaja yang bersedia mengorbankan masa remajanya untuk belajar dan berkarya bukan sekedar bercerita tentang pacar dan pacar.

“Teman-temanku yang dimana aja, berjuang itu tidak mudah. Tapi ingatlah, segala rintangan hadapilah, lewati dengan bersabar dan tawakal itu akan membuatmu sukses,” tuturnya menutup perbincangan.

#Ceritagadiskecil
Reading Time:

@itsvennyy